Pantauan kumparan di pasar tradisional di Kecamatan Tanjung, Kab. Lombok Utara, Rabu (8/8/2018), menunjukkan suasana sepi jauh dari keramaian dibandingkan dalam kondisi normal.
Sebagian kios dan lapak juga ada yang ambruk diguncang gempa. Beberapa pedagang yang berjualan, mengaku hanya menghabiskan stok bahan pangan karena khawatir busuk.
“Ini cuma ngabisin barang aja, supaya enggak busuk. Kalau sudah habis kita berhenti jualan lagi atau (sisanya) kita bawa ke pengungsian,” kata Lili, salah seorang pedagang.
Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan lumpuhnya kegiatan ekonomi di Lombok, antara lain karena rusaknya lima jembatan di wilayah tersebut.
"Padahal jembatan itu menjadi jalur vital untuk transportasi masyarakat," kata Sutopo di Kantor BNPB, di Jakarta.
Kendala lain adalah belum pulihnya pasokan listrik, terutama di wilayah Lombok Utara dan Lombok Timur, dua daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa. "Di Lombok Utara hampir 40 persen infrastrukturnya hancur," ujarnya.
Berikut 5 jembatan yang rusak parah akibat gempa: 1. Jembatan Tampes yang menghubungkan Kecamatan Bayan dengan Kecamatan Kayangan. 2. Lokok Duren yang menghubungkan Kecamatan Kayangan dengan Kecamatan Gangga. 3. Jembatan Luk. 4. Jembatan Sokong yang mengalami kerusakan pada balok induk sepanjang 15 cm. 5. Jembatan Lokok Tampes
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Usai Gempa Lombok, Pasar Sepi dan Ekonomi Masih Lumpuh"
Post a Comment