Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai pelaku pasar tidak perlu panik berlebihan menghadapi pelemahan IHSG karena terkena sentimen negatif krisis keuangan Turki.
"Lebih baik wait and see daripada ikutan melakukan aksi jual, kan kita punya portofolio juga turun. Jadi sebaiknya wait and see seberapa lama kondisi krisis di Turki ini terjadi," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Kalau pun pelaku pasar memutuskan untuk menjual saham, menurutnya bisa dialihkan ke saham-saham perusahaan publik (emiten) yang lebih prospektif
"Balik lagi ke pelaku pasar harus lihat fundamental dari emiten tersebut. Sekarang kan banyak sumber berita positif dari emiten dan aksi korporasi apa yang akan mereka lakukan, terus bagaimana pertumbuhan kinerja mereka," ujarnya.
Sehingga, lanjut dia, pelaku pasar harusnya bisa mengambil sisi positif emiten dibandingkan melihat sisi makro yang tidak berhubungan dengan kondisi emiten.
"Misalnya ambil saham BRI, itu kan nggak ada hubungannya dengan resesi di Turki. Tinggal dilihat berapa pertumbuhan kreditnya, pertumbuhan labanya, dan lain lain. Sepanjang kinerja emiten bisa terjaga harusnya nggak usah panik," tambahnya.
Diketahui, jeda perdagangan saham siang ini IHSG masih memerah meski sempat hijau tadi pagi. IHSG turun 25,099 poin (0,43%) ke 5.836,147. Indeks LQ45 turun 6,609 poin (0,72%) ke 916,426.
IHSG terseret jatuhnya 7 saham sektoral. Saham sektor barang konsumsi jatuh paling dalam siang ini mencapai 0,81% diikuti saham sektor konstruksi sebesar 0,73%.
Saksikan juga video ' Washington-Ankara Memburuk, Pengaruhi Rupiah terhadap Dolar ':
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Masih Loyo, Pelaku Pasar Tak Perlu Buru-buru Jual Saham"
Post a Comment