SYDNEY - Pasar saham Asia berjuang untuk menemukan pijakan mereka pada awal pekan ini, seiring kecemasan investor yang meningkat lantaran risiko data inflasi Amerika Serikat (AS). Walaupun, ada ketenangan karena indeks S&P menawarkan sedikit dukungan.
Indeks MSCI, terbesar di Asia Pasifik di luar Jepang, naik tipis 0,1%. Meski demikian, pasar saham Asia mengalami defisit 7,3% pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang. N225 ditutup untuk liburan, namun indeks utama Australia turun 0,4% lagi.
Indeks S&P 500 naik tipis 0,5%, pada akhir pekan kemarin. Sayangnya, penurunan 11 tick pada Treasury bond futures yang cukup tajam, menunjukkan bahwa terlalu dini untuk membunyikan simpanan yang jelas.
Selain itu, investor juga mencermati data harga konsumen Amerika, karena kekhawatiran akan inflasi yang lebih cepat. Dikhawatirkan, inflasi yang lebih cepat ini akan membuat tingkat kenaikan suku bunga yang lebih agresif, dan memicu kemunduran global di tempat pertama.
Ramalan median adalah untuk inflasi harga konsumen sedikit melambat menjadi 1,9% pada Januari, terutama karena efek dasar, sementara inflasi inti turun hingga 1,7%.
Indeks S&P 500.SPX turun 5,2% pekan lalu, penurunan terbesar sejak Januari 2016. 96 saham di indeks S&P 500 turun 20% atau lebih dari harga tertinggi satu tahun mereka.
Di Asia, saham-saham Hong Kong yang tinggi terbang .HSI turun hampir 10% selama seminggu, sementara indeks Jepang. N225 kehilangan 8,1% dan Korea Selatan .KS11 6,4%. Ukuran volatilitas indeks S&P 500 VIX tetap relatif tinggi pada 29%.
(mrt)
Baca Lagi Dah https://economy.okezone.com/read/2018/02/12/278/1858138/pasar-saham-asia-naik-tipis-meski-investor-masih-cemasBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Saham Asia Naik Tipis meski Investor Masih Cemas"
Post a Comment