Sadeli menegaskan, barang barang yang dijual di pasar maling bukan merupakan hasil curian. "Enggak apa-apa mereka menyebut seperti itu. Tapi yang jelas, barang- barang yang dijual pedagang ada yang baru dan ada juga yang bekas. Kalau yang bekas, saya tidak tahu asal-usulnya," ungkap Sadeli.
Mungkin karena dibanderol dengan harga murah, sehingga muncul dugaan barang-barang tersebut hasil mencuri. Barang yang sering diduga sebagai hasil curian adalah barang elektronik. Salah satunya telepon genggam. "Pembeli dan penjual sekarang sudah pintar-pintar. Mereka pasti tahu barang dan harga lah," ujar Sadeli.
Dia mengakatakan, dia tidak mau tempatnya dijadikan ajang transaksi oleh pencuri. Beberapa kali dia menangkap pelaku pencurian yang menjual hasil kejahatannya di pasar maling. "Dulu pernah terjadi. Saya memergoki pencuri yang jual hape. Kami langsung membawanya ke kantor polisi," tutur Sadeli.
Bukan hanya itu saja, lelaki ini juga pernah memergoki seorang perempuan yang mencuri barang dagangan berupa telepon genggam. "Dia pura-pura beli. Eh ternyata menukar hapenya yang jelek," ujar Sadeli.
Sebagai anggota kemanan, Sadeli juga bertugas melerai jika ada pedagang yang ribut dengan pembeli atau sesama pedagang karena salah paham. "Sudah sering terjadi. Tapi, mereka bisa kami atasi. Kalau nggak bisa diselesaikan secara kekeluargaan, ya dibawa ke polisi," imbuhnya.
Ada Juga Barang yang 100 Persen Baru
Di antara pedagang yang berjualan di pasar maling adalah Solikin. Laki-laki 45 tahun ini menjual baju dan celana untuk pria. Solikin mengaku barang dagangan yang dijualnya merupakan barang baru dari pabrik. "Baru lah, Mas. Lihat saja sendiri. Ya, meskipun nggak bermerk kayak yang di pasar atau mal," aku Solikin.
Solikin mengaku sudah berjualan sejak 15 tahun yang lalu. Selain di pasar maling, bapak tiga anak ini mempunyai stan di Sidoarjo. "Namanya usaha, pinginnya sih laku banyak. Kalau di sini (pasar maling) baru lima tahun," kata pria asal Jawa Barat ini.
Dia bisa berjualan di pasar maling karena sudah kenal dengan pengurus dan masih ada tempat yang tersisa. Solikin sangat tertarik berjualan di pasar maling karena tempatnya yang strategis. "Orang gak capek capek jalan dan parkir kendaraan. Jalan sedikit sudah sampai," tuturnya.
Diungkapkan Solikin, rata rata penghasilannya dalam semalam sekitar Rp 300 ribu. Jika beruntung dia bisa membawa uang Rp 1 juta. "Yang rame biasanya awal bulan atau malam minggu. Tapi kadang juga sepi karena hujan," warga Gayungan ini menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Baca Lagi Dah http://regional.liputan6.com/read/3256094/menelusuri-asal-mula-pasar-maling-wonokromoBagikan Berita Ini
0 Response to "Menelusuri Asal Mula Pasar Maling Wonokromo"
Post a Comment