JAKARTA - Industri mebel dan kerajinan tangan Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangga, Vietnam. Kondisi tersebut sudah terjadi dari beberapa tahun silam, dan belum kunjung membaik.
"Vietnam USD7 miliar, kita cuma USD2,6 miliar gabungan lagi mebel dan kerajinan. Dia (Vietnam) cuma mebel saja USD7 miliar," ujar Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur di JIExpo, Kemayoran Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, maka pasar mebel dan kerajinan tangan Indonesia akan diperluas. Saat ini, Amerika masih menjadi pangsa pasar mayoritas di mana kontribusinya mencapai USD700 juta.
Baca Juga: Cara Pengusaha Mebel Siasati Pelemahan Rupiah
Tidak hanya itu, pengusaha mebel dan kerajinan tangan diharapkan terus berinovasi sesuai dengan permintaan pasar sehingga mampu bersaing dengan produk global lain. "Timur Tengah dan Afrika Selatan, jangan bergantung pasar Eropa dan Amerika. Itu kita mau coba non-tradisional," tambah dia.
Dengan pasar baru serta inovasi tersebut, maka ditargetkan pertumbuhan ekspor tahun ini meningkat lebih dari 14%. "Kita ingin untuk mebel USD2 miliar, untuk kerajinan USD850 juta, jadi total USD2,85 miliar," tandas dia.
(mrt)
Baca Lagi Dah https://economy.okezone.com/read/2018/03/09/470/1870504/kalah-saing-dengan-vietnam-industri-mebel-ri-cari-pasar-baruBagikan Berita Ini
0 Response to "Kalah Saing dengan Vietnam, Industri Mebel RI Cari Pasar Baru"
Post a Comment