SURYA.co.id | SURABAYA - Setelah merugi di tahun 2017 lalu, PT Indofarma (Persero) Tbk mulai agresif untuk meningkatkan kinerjanya di tahun 2018. Perusahaan farmasi pelat merah itu terus melakukan konsolidasi hingga ke cabang di daerah untuk mencapai target pendapatan Rp 2,1 triliun secara nasional.
"Kontribusi Surabaya cukup besar. Selama ini kontribusi penjualan produk obat-obatan dari Surabaya mencapai Rp 3,5 miliar hingga Rp 4 miliar. Potensi untuk dikembangkan lebih besar lagi juga masih ada," ungkap Herry Triyatno, Finance dan Human Capital Director PT Indofarma saat gathering bersama salah satu anak perusahaan PT Indofarma Global Medika (IGM) sebagai distributor produk farmasi Indofarma, akhir pekan lalu.
Selain di Surabaya, Indofarma melalui PT IGM di Jawa Timur juga memiliki cabang di Malang dan Jember. Total cabang Indofarma maupun IGM secara nasional mencapai 29 cabang.
"Khusus untuk Jatim, customer base kami besar. Sehingga kami terus melakukan maintance secara bergiliran, termasuk dengan cabang lainnya," tambah Herry.
Sementara itu, upaya lain untuk mencapai target revenue itu, secara corporate Indofarma juga telah menyiapkan langkah untuk bermain di pasar kosmetik. Menurut Herry, pihaknya sudah menggandeng perusahan asal Korea Selatan yang ditargetkan akhir tahun 2018 ini akan mengoperasionalkan pabrik kosmetik dibawah Indofarma yang berada di Cibitung.
"Pasar kosmetik masih luas. Untuk Farmasi secara nasional di Indonesia mencapai Rp 75 triliun per tahun. Sementara kosmetik mampu mencapai Rp 100 triliun," lanjut Herry.
Karena itu, pihaknya optimis bisa mendapatkan pasar dan mampu tumbuh dari pasar kosmetik ini. Apalagi pihaknya menyiapkan untuk menyasar segmen perawatan harian. "Sementara yang lainnya selama ini masih kosmetik berdasarkan diagnostik," ungkap Herry.
Terpisah, Direktur Utama Indofarma Rusdi Rosman, saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada April lalu di Jakarta, mengatakan, selain mematok kenaikan pendapatan, perseroaan yang melantai di bursa dengan kode INAF itu juga menargetkan mengakhiri kerugian pada tahun ini.
"Kalau tahun lalu kami rugi hingga Rp 46 miliar, sekarang kami target bisa raih laba bersih kisaran Rp 16 miliar," ungkap Rusdi.
Tahun lalu, pendapatan bersih perseroan tercatat Rp 1,63 triliun, turun 2,3 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. Rugi bersih INAF juga membengkak hingga 170 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 46 miliar. Rapor merek tersebut diyakini tak terulang lagi, lantaran manajemen melihat keuangan perseroan semakin baik pada tahun ini.
"Harga pokok penjualan kami sudah bisa akurat, sehingga kami bakal lebih berani bersaing," ujar Rusdi.
Termasuk rencana INAF mengembangkan banyak produk, khususnya di luar obat generik dan kosmetik.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Surabaya Beri Kontribusi Besar Bagi Indofarma"
Post a Comment