Search

Tito Sulistio berbagi sedikit visinya terkait pasar modal Indonesia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melalui proses fit and proper test, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio yang kembali mencalonkan diri  menyerahkan semua proses penilaian pada regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurutnya, proses pemilihan direksi BEI itu cukup sederhana. Pertama masing-masing calon mengajukan paket kepada OJK, kemudian regulator akan melakukan fit and proper test. Setelah itu semuanya disaring oleh OJK dan diumumkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BEI.

"Sebenarnya simple kok, saya sudah menjalani fit and proper test, kini semuanya tinggal menunggu saja penilaian OJK," ujar Tito, Senin (14/5) saat berbincang-bincang dengan wartawan pasar modal di Main Hall BEI.

Untuk dukungan sendiri, Tito mengatakan dirinya didukung oleh 37 anggota bursa. Cuma, ia menolak menyebutkan satu per satu anggota bursa yang mendukungnya.

Saat ini ia menyatakan lebih fokus pada pekerjaannya memastikan semua program BEI berjalan dengan baik. Ia memaparkan perkembangan pasar modal selama ini sudah menunjukkan hasil yang positif, dengan rata-rata transaksi harian bisa mencapai Rp 8,8 triliun, naik 16% dibandingkan tahun 2017.

Selain itu, frekuensi perdagangan di BEI juga sudah mencapai 386.000, sudah mencapai tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Padahal, tahun lalu rata-rata frekuensi transaksi BEI masih di kisaran 200.000.

Ditambah lagi investor lokal juga ia katakan semakin meningkat, utamanya investor jangka panjang. Mayoritas investor jangka panjang ini menurut Tito adalah manajer investasi.

"Literasi investasi juga meningkat dari satu setengah tahun hanya 4% kini sudah 15%. Ini memang suatu pencapaian yang baik, tapi masih banyak yang harus dilakukan untuk memajukan pasar modal Indonesia," kata Tito.

Sebagai incumbent, Tito menyatakan visi dan misinya adalah meneruskan semua program yang sudah dibuat oleh BEI di bawah kepemimpinannya.

Salah satu yang ingin dikejar Tito adalah perilisan aplikasi yang mampu memudahkan investor memantau perkembangan transaksi di seluruh daerah di Indonesia secara real time. Program ini sebenarnya sudah tersedia di situs BEI, cuma agar semakin memudahkan tim BEI dikatakan Tito akan merilisnya dalam bentuk aplikasi mobile.

Selain itu, Tito juga memiliki visi bahwa BEI akan memiliki perdagangan derivatif, seperti yang dimiliki bursa-bursa luar negeri seperti Dow Jones, yang justru perdagangan derivatif ia katakan menjadi tulang punggung. Bahkan London Stock Exchange (LSE) dikatakan Tito 35% pendapatannya berasal dari informasi. Sementara, di pasar modal Indonesia, 85% masih dari trading.

"Pasar modal global sudah berubah, dimana perdagangan derivatif menjadi instrumen yang menarik. Jadi, pasar modal Indonesia harus mengikuti perkembangan juga, termasuk soal derivatif ini," ujar Tito.

Produk derivatif akan bisa berkembang manakala literasi investasi masyarakat Indonesia sudah semakin bagus. Pencapaian literasi 15% dipandang Tito sudah bagus, namun akan ada langkah-langkah untuk semakin meningkatkan literasi investasi ke depan.

 


Reporter: Agung Jatmiko
Editor: Sofyan Hidayat

BURSA EFEK INDONESIA / BEI

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://investasi.kontan.co.id/news/tito-sulistio-berbagi-sedikit-visinya-terkait-pasar-modal-indonesia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tito Sulistio berbagi sedikit visinya terkait pasar modal Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.