Search

Pedagang Pasar Palembang Merugi Jual Beras Bulog, Kok Bisa?

Berbeda halnya dengan penjualan beras premium berlabel Topi Koki dan Raja. Harga eceran sebesar Rp 12.000 per kilogramnya, bisa meraup untung Rp 800 hingga Rp 1.000 per kilogram.

"Karena diwajibkan memasok beras bulog, jadi saya stok 2 karung saja, tapi agak tersendat. Biasanya satu karung beras merek lain biasanya 2-3 hari sudah habis terjual," katanya.

Sama halnya dirasakan Molly (56), pedagang sembako di Pasar Tradisional Lemabang Palembang. Baru lima hari terakhir dirinya memasok beras bulog, namun kurang diminati pelangganya.

"Saya cuma ambil satu karung saja, coba-coba dulu karena kualitasnya kurang bagus. Ternyata pelanggan saya juga kurang tertarik membelinya," ujarnya.

Inspektorat Jenderal (Irjen) Kementrian Perdagangan (Kemendag) RI, Sri Agustina memantau distribusi beras bulog di dua pasar tradisional di Palembang, yaitu di Pasar KM 5 Palembang dan Pasar Lemabang Palembang, pada hari Minggu, 14 Januari 2018.

Menurut Sri Agustina, distribusi beras bulog medium ini untuk membantu masyarakat mendapatkan beras murah.

"Distribusinya bagus dan lancar, animo masyarakat juga lumayan baik. Kemendag ingin mengawal Bulog Divre Sumselbabel, Satgas Pangan dan PD Pasar, agar memberikan ketenagan masyarakat akan kesiapan beras terjangkau," katanya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah http://regional.liputan6.com/read/3226060/pedagang-pasar-palembang-merugi-jual-beras-bulog-kok-bisa

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pedagang Pasar Palembang Merugi Jual Beras Bulog, Kok Bisa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.