Search

Perajin Gula Semut Ini Lebih Incar Pasar Domestik Dibanding Ekspor

KULONPROGO – Perajin gula semut (brown sugar) di Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta enggan menggarap pasar ekspor. Mereka lebih memilih menggarap pasar domestik.

“Ekspor itu lebih ribet, mending yang dalam negeri saja. Kita juga sudah kewalahan,” ujar Dinas Astuti Ratna Dewi, pemilik UD Sumber Rejeki.

BERITA TERKAIT +

Sentra gula semut yang berada di Hargorejo, Kokap, Kulonprogo sudah mulai memproduksi pada 1997 silam. Usaha ini dirintis oleh Almarhum Sugiyo dan kini terus dikembangkan oleh anak-anaknya. Kini setiap bulan bisa memproduksi hingga 6 ton.

Menurutnya pada era 2000-an, pihaknya sudah mengekspor gula semut ke luar negeri, baik ke New Zealand, Australia maupun ke Amerika dan pasar Eropa. Namun, saat ini mereka justru lebih sibuk membidik pasar dalam negeri.

Sebagian besar produknya dikirim ke Jakarta, dan Surabaya. Sejumlah konsumen dari beberapa kota lain juga ada yang meminta kiriman. "Untuk ekspor tetap kita layani tetapi pakai pihak ketiga. Tidak langsung lagi," jelasnya.

Produksi gula semut UD Sumber Rejeki kian bervariasi dengan menambah varian rasa. Seperti rasa jahe, rasa kunyit, rasa kulit manggis, hingga sirsak dan kopi. Bahkan mereka juga mengolah bahan baku nira atau legen menjadi minuman siap saji.

Harga jual produk ini bervariasi tergantung varian rasa. Untuk rasa original dipatok Rp26 ribu per kilogram. Sedangkan yang ada rasa lain, bisa mencapai Rp.45 ribu sampai dengan Rp.60 ribu per kilogramnya.

“Kita jual curah isi 25 kilogram, maupun kemasan kecil paper bag, ataupun alumunium foil,”tandasnya.

Untuk membuat gula kristal, sebenarnya sangatlah mudah. Nira yang baru saja dipetik dimasak seperti akan membuat gula kelapa. Begitu mulai mendidih nira dibiarkan sampai akan dingin.

Dari situ kemudian dipipihkan dan dihaluskan sampai muncul butiran-butiran kecil. Agar kualitas lebih halus, butiran ini disaring dan dimasukkan ke dalam mesin oven agar lebih kering.

Namun kini banyak perajin yang memilih menggunakan bahan baku berupa gula kelapa. Gula ini dimasak agar kembali mencair agar bisa diproses seperti tahapan awal dari nira. Hal ini juga menjadikan mereka tidak akan kesulitan mendapatkan bahan baku. Sebab kadang produksi juga tergantung dengan cuaca dan kualitas nira.

“Kalau dari nira prosesnya lebih lama, dengan gula kelapa lebih cepat dan hemat bahan bakar,”ujarnya.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan gula kelapa merupakan salah satu produk lokal Kulonprogo yang menjadi komoditas ekspor. Selain itu masih ada aneka kerajinan anyaman dari bahan serat alam.

“Sebenarnya kita dorong agar bisa dipasarkan sampai di hotel, yang dikenal dengan brown sugar,”ujarnya.

(rzy)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://economy.okezone.com/read/2018/04/07/320/1883587/perajin-gula-semut-ini-lebih-incar-pasar-domestik-dibanding-ekspor

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perajin Gula Semut Ini Lebih Incar Pasar Domestik Dibanding Ekspor"

Post a Comment

Powered by Blogger.