Search

Emiten menunggu pasar modal kondusif sebelum menggelar aksi ...

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koreksi IHSG belakangan ini turut menekan nilai kapitalisasi pasar emiten di Bursa Efek Indonesia. Di sisi lain, meredupnya pasar modal menyebabkan emiten cenderung menahan aksi korporasi, termasuk penawaran umum terbatas atau rights issue.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga pekan kedua Maret 2018, penawaran umum berupa rights issue menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penawaran umum pada pekan kedua Maret 2018 tercatat senilai Rp 1,12 triliun. Jumlah ini termasuk initial public offering (IPO). Sedangkan di periode sama tahun lalu, nilainya mencapai Rp 5,63 triliun.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menilai, ketidakpastian pasar belakangan ini turut mempengaruhi minat emiten untuk menghimpun dana di pasar modal. Ada beberapa sentimen yang tidak diperkirakan sebelumnya. Perang dagang ini sebelumnya tidak diprediksi pasar, ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Sejatinya, pasar telah mengantisipasi langkah The Federal Reserve yang berencana mengerek naik Fed fund rate (FFR) cukup agresif tahun ini. Kenaikan FFR yang agresif memang terbilang tidak menguntungkan bagi pasar, tapi sudah cukup diantisipasi. Yang sulit diprediksi adalah trade war, kata Aditya.

Wait and see

Oleh karena itu, emiten melihat timing terlebih dulu sebelum menggelar rights issue maupun IPO. Dengan kondisi saat ini, Aditya menilai kurang tepat bila emiten mencari pendanaan. Sebab, aksi jual masih terjadi, baik oleh investor asing maupun domestik. Saat ini investor lebih memilih cash, imbuh dia.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menambahkan, investor masih mengalihkan sebagian besar asetnya pada instrumen safe haven, seperti emas. Sambil wait and see, animo investasi bisa meningkat lagi ketika iklim pasar modal sudah kondusif.

Selain itu, menurut Nafan, berbagai tantangan eksternal harus dimitigasi semaksimal mungkin. Agar tidak memberikan dampak negatif bagi iklim investasi di pasar modal. Sentimen domestik seperti inflasi dan indeks keyakinan konsumen diharapkan bisa berefek positif, ujar dia.

Jika rights issue dan IPO tak sesuai target, menurut Aditya, hal itu bisa mempengaruhi pertumbuhan dan ekspansi bisnis. Misalnya, dengan pertimbangan kondisi ekonomi, emiten menahan ekspansi dengan dana hasil penawaran umum yang sudah di tangan. Hal ini bisa membuat dana menjadi idle. Menurut saya akan lebih menguntungkan dengan penerbitan obligasi, apalagi rating emiten stabil, imbuh dia.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, berpendapat, pasar modal bisa kembali ramai dan menarik apabila ada tawaran insentif dan pelonggaran kebijakan dari otoritas seperti OJK, BEI maupun kementerian. "Contohnya pengurangan pajak usaha, birokrasi dipermudah, penurunan tarif pajak dividen, maupun insentif investasi seperti tidak membayar pajak dalam beberapa tahun ke depan," ungkap dia.

Sejatinya, beberapa sektor saham menurun cukup tajam, seperti sektor konsumer, aneka industri, telekomunikasi dan infrastruktur. Sementara sektor yang masih bertahan antara lain pertambangan dan perbankan. Namun, kata Aditya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rebound jika rilis kinerja emiten di kuartal I-2018 positif.

Selain kinerja emiten, faktor lain yang bisa mendongkrak nilai penawaran umum adalah data pertumbuhan ekonomi makro. Data lainnya seperti data konsumer, survei bisnis, data industri semen dan mobil, ekspor dan impor serta tingkat inflasi. Jika data-data tersebut positif, maka pasar modal di kuartal kedua berpotensi bergairah. Sentimen sektoral juga penting. Misalnya seperti tambang yang sedang bagus, tambah Aditya.

Dia memprediksi emiten yang menggelar rights issue dalam waktu dekat adalah emiten second liner. Sedangkan emiten blue chips saat ini fokus mempertahankan margin. Namun, Aditya berharap pada semester kedua ada emiten blue chips yang menggelar aksi korporasi seperti rights issue. Apalagi didukung kondisi sektor yang butuh ekspansi seperti komoditas. Kondisi bisnis sektoral bisa menentukan rencana ekspansi, imbuh dia.


Reporter: Dede Suprayitno
Editor: Wahyu Rahmawati

EMITEN

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://investasi.kontan.co.id/news/emiten-menunggu-pasar-modal-kondusif-sebelum-menggelar-aksi-korporasi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Emiten menunggu pasar modal kondusif sebelum menggelar aksi ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.