Hingga pukul 15.00 waktu JATS, IHSG tercatat sudah meroket 1,48% dari penutupan kemarin ke posisi 5.751.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, pelaku pasar modal saat ini memang mengharapkan adanya kenaikan suku bunga acuan. Kondisi ini terbilang anomali, sebab biasanya pasar modal cenderung menyukai suku bunga yang rendah.
Menurut Nafan, dengan kondisi dolar AS yang sudah tembus Rp 14.400 memang dibutuhkan kebijakan moneter untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Memang, kenaikan suku bunga acuan menjadi pemberat pertumbuhan ekonomi. Namun jika rupiah tidak diselamatkan maka industri juga yang akan terkena dampaknya.
"Kestabilan moneter efeknya meningkatnya kepercayaan pelaku pasar. Ini memang harus digalakan sehingga industri akan mendapatkan dampak positifnya," tambahnya.
Nafan juga yakin pelemahan rupiah tidak memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan IHSG. Sebab kondisi itu lebih dikarenakan dolar yang menguat terhadap seluruh mata uang dunia.
"Besok juga saya yakin IHSG masih melanjutkan penguatannya setelah rebound hari ini," tuturnya. (dna/dna)
Baca Lagi Dah https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4090425/kenaikan-suku-bungan-bi-dan-anomali-pasar-modalBagikan Berita Ini
0 Response to "Kenaikan Suku Bungan BI dan Anomali Pasar Modal"
Post a Comment