Reksa dana yang resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/9) ini mengacu kepada indeks FTSE Indonesia sebagai acuan dasar (underlying benchmark). Dengan menggunakan instrumen ETF, investor dapat melakukan transaksi beli dan jual pada hari yang sama.
"Ini inisiatif pertama kami untuk bermitra dengan global index provider, FTSE Russel, untuk menerbitkan ETF baru," tutur Direktur Utama Pinnacle Investment Guntur Putra, Senin (10/9).
Menurut Guntur, kinerja FTSE Indonesia hampir sama dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pihaknya pun memprediksi ETF berkode XPFT tersebut cukup ciamik untuk jangka panjang.
"Ya mungkin selisih beberapa basis saja (dengan IHSG)," jelas Guntur.
Lebih lanjut Guntur mengatakan perusahaan akan menata ulang kembali isi portofolio saham yang masuk sebagai underlying ETF setiap enam bulan sekali dan melakukan evaluasi setiap tiga bulan sekali.
Produk ini, menurut dia, merupakan ETF ketujuh yang dirilis oleh Pinnacle Investment. Untuk tahun ini, perusahaan berencana merilis dua produk reksa dana lagi hingga akhir tahun.
"Tapi tidak tahu apakah ETF lagi atau bukan, masih ada kemungkinan ETF lagi tapi akhir tahun ini," ujar Guntur.
Sejauh ini, kata dia, perusahaan telah membukukan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp4,5 triliun atau lebih tinggi dari akhir tahun lalu sebesar Rp2,8 triliun. Mayoritas dana kelolaan tersebut berasal dari ETF dan reksa dana saham.
"Kalau reksa dana terproteksi belum terlalu besar," pungkas Guntur.
[Gambas:Video CNN] (agi)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Reksa Dana ETF Diklaim Lebih Efisien di Tengah Gejolak Pasar"
Post a Comment