Rupanya keinginan tersebut mendapat penolakan dari pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Baru (HP2B). Mereka menolak karena hal tersebut tidak realisitis dan dikhwatirkan malah akan membebani para pedagang.
Ketua HP2B Iwan Suhermawan mengatakan pengelola saat ini hanya menarik retribusi Rp 35-65 ribu per meter per bulan pada setiap pedagang. Sementara target yang dibebankan pemerintah pada pengelola baru sangat besar atau hampir 30 kali lipat dari sebelumnya.
Pihaknya juga menolak dengan tegas rencana PD Pasar akan mengambil alih sementara Pasar Baru selama mencari pengelola baru yang akan berlaku mulai 30 Desember 2018 mendatang. Penolakan itu dilakukan karena selama ini PD Pasar tidak pernah berkontribusi pada pedagang.
"Jujur saja, kita ini ibaratnya hanya dipalak saja bulanan (retribusi). Mana ada yang namanya pembinaan atau sebagainya yang dilakukan PD Pasar pada kita, para pedagang," ujarnya.
Tidak hanya itu, Iwan juga khawatir jika dikelola oleh PD Pasar akan bernasib sama dengan pasar-pasar lain yang telah dikelola. Sebut saja Pasar Andir, Pasar Kosambi dan Pasar ITC Kebon Kelapa yang kini nasibnya tak karuan.
"Jangan jauh-jauhlah, itu Pasar Sederhana tempat kantornya PD Pasar. Sekarang bagaimana nasib dan kondisinya? Kita tidak mau seperti itu," ucapnya.
Iwan menegaskan para pedagang tidak ada kepentingan apapun terhadap PT Anaka Persada Permai (APP) yang saat ini masih menjadi pengelola Pasar Baru hingga 29 Desember 2018.
"Kita tegaskan tidak ada kaitan apa pun. Siapa pun boleh mengelola Pasar Baru, mau PT APP melanjutkan atau lainnya. Tapi jangan sampai membebankan pedagang," ucap dia
Untuk itu ia meminta pemerintah mengkaji kembali mengenai rencana tersebut dan segera memberi penjelasan pada para pedagang. Jika dalam waktu dekat pemerintah tidak memberi jawaban, seluruh pedagang telah sepakat untuk melakukan aksi ke Balai Kota Bandung.
"Kita sepakat seluruh pedagang yang jumlahnya 5.200 dan 10 ribu karyawan akan mendatangi Pemkot Bandung. Dengan berat hati kami akan libur dua hari mengosongkan Pasar Baru. Lebih baik rugi sehari dua hari, dari pada seumur hidup," ujarnya.
Salah seorang pedagang Sudirman Lawe (53) merasa keberatan jika nantinya alih kelola dengan target yang besar terjadi. Ia khawatir dengan target besar tersebut malah membebani dirinya dan pedagang lain.
"Saya saja per bulan bayar itu Rp 1,3 juta, kalau target naik bisa-bisa saya bayar sampai Rp 10 juta per bulan," katanya.
Ia merasa keberatan PD Pasar akan mengisi kekosongan setelah PT APP tidak lagi mengelola dan pemerintah selama tiga bulan akan melakukan lelang pengelolaan. Sebab ia menilai PD Pasar selama ini tidak mampu untuk mengayomi pedagang.
"Bayangkan, saya memperpanjang Surat Pemakaian Tempat Berjualan (SPTB), tapi prosesnya sampai satu tahun. Jadi proses pinjaman ke bank itu selalu tertunda bahkan gagal," ujarnya pria yang sudah berjualan selama 36 tahun di Pasar Baru itu.
Sudirman mengatakan dari pada dikelola oleh PD Pasar, para pedagang telah sepakat agar Pasar Baru dikelola sendiri oleh pedagang. "Pasar ini ibarat rumah kita sendiri, jadi kita tahu apa yang dibutuhkan. Kita siap mengelola sendiri dengan soliditas yang sekarang sangat kuat. Kita yakin mampu," ujar Sudirman.
Tonton juga 'Pasar Cikundul, Destinasi Digital Baru di Sukabumi':
(tro/mud) Baca Lagi Dah https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4228697/target-retribusi-naik-pedagang-pasar-baru-ancam-mogok-jualan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Target Pendapatan Naik, Pedagang Pasar Baru Ancam Mogok Jualan"
Post a Comment