Data Reuters menunjukkan menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah seri 10 tahun, dengan penurunan yield 16 basis poin (bps) menjadi 8,55%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga menguat, yaitu seri 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun dengan penurunan yield 5 bps, 7 bps, dan 7 bps menjadi 8,43%, 8,8%, dan 9%.
Yield Obligasi Negara Acuan 18 Oct 2018
Seri | Benchmark | Yield 17 Okt 2018 (%) | Yield 18 Oct 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 8.489 | 8.436 | -5.30 |
FR0064 | 10 tahun | 8.723 | 8.557 | -16.60 |
FR0065 | 15 tahun | 8.886 | 8.808 | -7.80 |
FR0075 | 20 tahun | 9.081 | 9.009 | -7.20 |
Avg movement | -9.22 |
Penguatan ini seakan menjadi waktu istirahat pelaku pasar karena selain tidak ada peristiwa yang mengkhawatirkan di tingkat global, sejak awal bulan SBN sudah terkoreksi dalam. Acuannya adalah seri 10 tahun yang turun drastis dan mengangkat yield-nya 34 basis poin sejak akhir September.
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 534 bps, melebar tipis dari kemarin 533 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 3,2% dari posisi kemarin 3,21%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 848,65 triliun SBN, atau 37,04% dari total beredar Rp 2.291 triiliun.
Angka kepemilikannya masih negatif Rp 2,2 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, tetapi persentasenya masih naik dari posisi akhir September 36,89%.
Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,4% menjadi 5.845 hingga sore ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,28% menjadi Rp 15.192 di hadapan tiap dolar AS. Penguatan dolar AS tidak seiring dengan turunnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang turun 0,05% menjadi 95,525.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181018181929-17-38045/obligasi-pemerintah-perkasa-ketika-pasar-saham-tertekanBagikan Berita Ini
0 Response to "Obligasi Pemerintah Perkasa ketika Pasar Saham Tertekan"
Post a Comment