Mengutip RTI, 5 besar saham yang dikoleksi investor asing sepanjang pekan ini adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 559,6 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 316,4 miliar), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk/SRTG (Rp 194,1 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 187,3 miliar), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/ROTI (Rp 166,6 miliar).
Masuknya investor asing ke bursa saham tanah air pada minggu ini lantas mengonfirmasi pandangan kami sebelumnya bahwa investor asing sangat mungkin untuk kembali masuk mengambil posisi, seiring dengan nilai jual bersih yang sudah kelewat besar sepanjang tahun 2018.
Sepanjang tahun ini, nilai jual bersih investor asing telah menembus angka Rp 50 triliun. Nilai jual bersih pada tahun ini terbilang luar biasa besar. Tim Riset CNBC Indonesia mengumpulkan data aliran modal investor asing di pasar saham secara tahunan melalui IDX Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang berhasil dikumpulkan adalah pada periode 2004-2017. Dalam jangka waktu tersebut, tak sekalipun investor asing mencatatkan jual bersih sebesar yang kita lihat pada tahun ini.
Dari sisi sentimen, sebenarnya tak seluruhnya positif dan mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli. Pada awal pekan, bursa saham Asia termasuk IHSG kompak tertekan karena eskalasi perang dagang AS-China. Pada 24 September, AS resmi mengenakan bea masuk 10% terhadap impor produk China senilai US$ 200 miliar. China pun membalas dengan pembebanan bea masuk 10% bagi impor produk AS senilai US$ 60 miliar, juga berlaku 24 September.
Lebih lanjut, Beijing memutuskan menarik diri dari rencana perundingan dagang dengan AS. Sebelumnya, Washington telah mengirimkan undangan kepada Beijing untuk berdialog dengan melibatkan pejabat-pejabat tinggi seperti Steven Mnuchin (Menteri Keuangan AS) dan Liu He (Wakil Perdana Menteri China).
Barulah menjelang akhir pekan ada sentimen positif berupa hasil pertemuan the Federal Reserve. Dalam pertemuan yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat (26/9/2018), ternyata anggota FOMC tidak semakin hawkish. Padahal, proyeksi pertumbuhan ekonomi dikerek naik tinggi oleh bank sentral.
Pada tahun ini, the Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari yang sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.
Kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap diproyeksi sebanyak 4 kali, sementara untuk tahun 2019 tetap 3 kali. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pasar saham.
Walaupun ada sentimen negatif yang menghantui berupa eskalasi perang dagang AS-China, sentimen positif berupa hasil pertemuan the Fed dan nilai jual bersih yang memang sudah kelewat besar sepanjang tahun ini terbukti cukup untuk membuat investor asing masuk dalam jumlah yang besar ke pasar saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20180930095927-17-35379/sudah-banyak-jual-asing-masuk-lagi-rp-16-t-ke-pasar-sahamBagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah Banyak Jual, Asing Masuk Lagi Rp 1,6 T ke Pasar Saham"
Post a Comment