SAMOSIR, KOMPAS.com - Desa Parbaba Dokok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, merupakan salah satu sentra produksi kopi dengan kualitas terbaik.
Warga di sana, selain menjadikan buah kopi sebagai produk olahan, juga menawarkan wisata kebun kopi.
Seorang warga sekaligus pengelola kopi setempat, Marulang Sinaga mengatakan, kopi dari desa mereka disebut " Kopi Pardosir".
Warga di desanya telah berhasil memproduksi hasil kopi menjadi produk olahan yang terus berkembang.
Dia menyebut, cita rasa kopi Samosir sudah teruji di laboratorium dengan kualitas yang sangat memuaskan dengan rata-rata di atas 85 persen.
Baca juga: Ridwan Kamil Akan Pasarkan Kopi Jabar ke Rusia
"Kopi Pardosir sudah pernah melakukan pameran di Thailand dan Jakarta, dengan hasil yang memuaskan bagi para penikmat kopi," ungkap Marulang, Jumat (2/11/2018).
Marulang berharap, melalui dukungan dan bantuan Pemerintah Kabupaten Samosir, Kopi Pardosir akan dapat berkembang sampai mancanegara.
Warga ingin perbaikan jalan
Namun, ada kendala dihadapi warga menyangkut infrastrukur jalan tani. Jalan menuju desa masih buruk, sehingga mempersulit distribusi produk kopi ke luar desa.
Kepala desa setempat, Kalteng Sinaga saat menerima kunjungan rombongan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Kamis (1/11/2018) kemarin, menyebut, jalan tani ke desa mereka kurang memadai.
Warga tani berharap kepada Pemerintah Kabupaten Samosir dapat meningkatkan pembangunan jalan rusak, sehingga biaya pengangkutan hasil kopi lebih murah dan para petani kopi tidak merugi.
"Dengan adanya kunjungan Bupati ke Desa Parbaba Dolok tentunya akan dapat memberikan dampak kemajuan infrastruktur," kata dia.
Kalteng menegaskan perlunya dukungan nyata agar Kopi Pardosir bisa lebih berkembang, meningkat dan mensejahterakan perekonomian masyarakat Desa Parbaba Dolok.
Dorong wisata
Sebelumnya, Kalteng Sinaga yang mewakili warga Desa Parbaba Solok menyampaikan terima kasih kunjungan Bupati Samosir beserta rombongan yang sekaligus melakukan sosialisasi pengembangan pengolahan Kopi Pardosir.
Baca juga: Konservasi Kopi, Cara Petani Boyolali Cegah Erosi dan Longsor
Dikatakannnya, dengan berkembangnya usaha kebun kopi warga tani, tentunya juga akan berdampak pada pengembangan desa wisata di Desa Parbaba Dolok dengan ciri khas lokasi wisata perkebunan kopi.
"Sebagai bukti semangat tersebut masyarakat Desa Parbaba Dolok siap memberikan lahan untuk pembangunan pelebaran jalan ke lokasi jalan usaha tani," tambah Kalteng.
Kepala Dinas Pertanian Samosir, Erkanus Simbolon menyebut, pihaknya berkunjung sekaligus meninjau kegiatan pembangunan rumah produksi kopi dan fasilitas alat pengelolaan kopi.
Erkanus pada kesempatan tersebut menyampaikan, pihaknya telah menyerahkan bantuan kepada warga tani yang bersumber dari dana APBN 2017 berupa mesin palper, mesin huller, dan timbangan 100 Kg.
Sedangkan pada 2018, telah didirikan dua gedung tempat pengolahan kopi, mesin penggiling, mesin drawstring, satu mesin sealer, dan alat pengukur kadar air.
Dia mengungkapkan, potensi produktifitas kebun kopi di Samosir seluas 4.913,24 hektar. Produksi tahun 2017 sebanyak 3.866,35 tonase dan produksi per hektar sebanyak 1.056 tonase.
Baca juga: Bupati Temanggung Canangkan Gerakan Sehari Minum Kopi Setiap Jumat
"Di samping itu, para kelompok tani khususnya petani kopi akan selalu kami bina dalam meningkatkan hasil produktifitas sekaligus mengakomodir kebutuhan petani jika ada bantuan dari pusat," tukas Erkanus.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengapresiasi perkembangan pengolahan Kopi Pardosir yang dapat menembus pasar internasional.
Dia kemudian mengajak mayarakat tani untuk bekerja dengan baik, tulus, serta bahu membahu bersama pemerintah sehingga membawa kesejahteraan bagi semua ke depannya.
Baca Lagi Dah https://regional.kompas.com/read/2018/11/02/13310971/mengenal-kopi-pardosir-asal-samosir-yang-tembus-pasar-internasional
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Kopi Pardosir Asal Samosir yang Tembus Pasar ..."
Post a Comment