Search

Pasar Saham Terguncang, Pasar Obligasi Jadi Primadona

Jakarta, CNBC Indonesia - Guncangan di pasar saham membawa berkah bagi pasar obligasi tanah air. Pada perdagangan hari ini, seluruh imbal hasil (yield) obligasi terbitan pemerintah Indonesia seri acuan membukukan penurunan.

Di pasar obligasi, yang menjadi acuan adalah tenor 5 (FR0063), 10 (FR0064), 15 (FR0065), dan 20 tahun (FR0075). Pada hari ini, yield obligasi tenor 5, 10, 15, dan 20 tahun turun masing-masing sebesar 3 bps, 7 bps, 5,2 bps, dan 7,5 bps.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.


Pada perdagangan hari ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang tak meyakinkan. Dibuka menguat 0,12% ke level 5.998,03, IHSG sempat menguat hingga 0,44% dan menembus level psikologis 6.000, yakni ke level 6.017,46.


Kemudian, IHSG jatuh ke zona merah hingga ke titik terendahnya di level 5.971,99 (-0,31%). Pada akhir perdagangan, IHSG sudah kembali ke zona hijau dengan menguat sebesar 0,26% ke level 6.006,2.

Sentimen eksternal membuat investor ragu untuk masuk ke bursa saham tanah air. Obligasi yang merupakan instrumen yang lebih aman pun menjadi pilihan investor.

Sentimen negatif pertama datang dari perang dagang AS-China yang kian panas. Pada hari Selasa (20/11/2018), United States Trade Representative (USTR) mengatakan bahwa China telah gagal untuk mengubah praktik-praktik tidak adil di bidang kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang menjadi salah satu alasan AS membebankan bea masuk baru bagi importasi produk-produk asal China.

"Tinjauan baru ini menunjukkan bahwa China belum secara fundamental merubah praktik-praktik yang tidak adil, tidak beralasan, dan menganggu keseimbangan pasar yang merupakan inti dari laporan pada Maret 2018 mengenai investigasi "Section 301"." Tulis USTR dalam pernyataannya.

China pun kini dibuat berang oleh pernyataan tersebut. Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menegaskan bahwa tuduhan AS sama sekali tidak berdasar.

"AS membuat tuduhan baru yang tak berdasar kepada China. Kami sangat tidak bisa menerimanya. Kami harap AS mencabut kata-kata dan perilaku yang menghancurkan hubungan bilateral kedua negara," sebut Gao dalam jumpa pers di Beijing, dilansir Reuters.

Bila AS melakukan tindakan atas tuduhannya, Gao mengatakan China akan tetap menjaga kepentingannya. Menurutnya, tindakan AS selanjutnya bisa saja semakin merusak tata cara perdagangan dunia

"China akan mencermati langkah yang mungkin akan ditempuh AS. China siap melakukan langkah yang diperkukan untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan negara," tegas Gao.

Kian panasnya hubungan kedua negara terjadi di saat yang kurang tepat. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini.

Besar kemungkinan, pertemuan itu tak bisa menyelesaikan perang dagang yang selama ini tengah berkecamuk.

Sentimen negatif kedua datang dari proses perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit). Mantan Menteri Brexit Dominic Raab memproyeksikan bahwa draf Brexit yang disepakati dengan Uni Eropa beberapa waktu yang lalu akan ditolak oleh Parlemen.

Raab, yang mengundurkan diri pada 15 November lalu karena ketidaksetujuannya terhadap draf Brexit, mengatakan bahwa pada titik tersebut (penolakan draf Brexit oleh Parlemen), opsi-opsi alternatif termasuk "No Deal exit" akan dipertimbangkan.

Dari dalam negeri, kabar positif bagi pasar obligasi datang dari terbatasnya suplai di pasar sekunder seiring dengan keputusan pemerintah untuk meniadakan lelang rutin hingga akhir tahun senilai total Rp 48 triliun.

Appetite investor untuk masuk ke pasar obligasi tak hanya timbul di Indonesia, namun juga di negara maju dan berkembang lainnya. Imbal hasil obligasi AS, Prancis, Inggris, Italia, dan Jerman diperdagangkan turun pada hari ini, begitu juga dengan Brasil, India, dan Turki.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]
(ank/hps)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181123192506-17-43490/pasar-saham-terguncang-pasar-obligasi-jadi-primadona

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar Saham Terguncang, Pasar Obligasi Jadi Primadona"

Post a Comment

Powered by Blogger.