TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar batu bara di dalam negeri masih cukup menjanjikan. Penyerapan dari sektor industri dan pembangkit listrik menjadi motor penggerak pertumbuhan bisnis batu bara domestik.
“Kami melihat pasar batu bara di dalam negeri masih menjanjikan. Ada kebutuhan cukup besar dari sektor industri di Pulau Jawa dan pembangkit listrik PLN di berbagai lokasi,” ujar Denny Chandra, Direktur Utama PT Atria Multi Energi (Atria), di Jakarta.
Sekalipun permintaan cukup tinggi, data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperlihatkan bahwa sekitar 75% batu bara dikirim ke luar negeri. Per akhir September 2018 tercatat bahwa produksi batu bara mencapai 344 juta ton dengan sekitar 259,1 juta ton dilempar ke pasar ekspor.
Baca: Polemik Data Kemiskinan di Tahun Politik, Kepala BPS: Lihat Secara Objektif
Di sisi lain, Kementerian ESDM menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) November 2018 sebesar US$ 97,90/ton. Harga tersebut lebih rendah 2,97% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$100,89/ton.
Terkait sektor industri, tambah Denny, permintaan masih mengalir dari industri atau manufaktur di kawasan Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), dan Banten. Berdenyutnya manufaktur di Pulau Jawa dipastikan bakal terus menyedot batu bara.
“Di Jawa Timur saja permintaannya bisa mencapai 750 ribu ton per bulan," kata dia.
Sektor industri di Tanah Air terus bertumbuh. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, baru-baru ini, mengatakan pihaknya optimistis, pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5% pada 2019.
Untuk tahun ini, berdasarkan catatan Kemperin, industri pengolahan nonmigas masih menunjukkan kinerja yang positif.
Pada triwulan II tahun 2018 sektor ini tumbuh hingga 4,41% atau lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 3,93%.
Baca Lagi Dah http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/11/25/pasar-batu-bara-domestik-dinilai-masih-menjanjikanBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Batu Bara Domestik Dinilai Masih Menjanjikan"
Post a Comment