Padahal, sejak perang saudara pada 2002 silam, negara itu memiliki pertumbuhan ekonomi pesat selama satu dasawarsa terakhir terdorong oleh sektor minyak. Namun, kemerosotan harga minyak mentah Angola dihadapkan pada keadaan ekonomi yang parah.
Angola dihadapkan pada timbulnya pengangguran besar-besaran. Untuk mengatasi masalah tersebut sebagian besar penduduk memilih beralih menjadi pedagang di pasar gelap untuk bertahan hidup.
Hal itu menyebabkan perekonomian Angola semakin melemah karena perdagangan gelap membuat potensi penerimaan pajak hilang. Beberapa pedagang yang berusaha menjual barangnya secara ilegal mengeluhkan keadaan tersebut.
"Saya telah menjual daging babi di sini selama lebih dari 20 tahun. Untuk waktu yang lama, bisnis bagus. Tapi sejak krisis keuangan tahun 2014, itu sangat sulit karena pasar gelap," kata tukang daging Teresa Pereira seperti dikutip dari AFP, Rabu (21/11).
Senada dengan hal itu, Lumbunga (43) juga mengungkapkan adanya pedagang ilegal yang menjalani bisnisnya di daerah tersebut. "Jika semua pedagang ilegal datang ke pasar untuk melakukan bisnis mereka (secara legal), maka pelanggan akan terpaksa kembali," jelasnya.
Dalam keadaan ekonomi yang tertekan, masih banyak penjual yang membayar pajak menyalahkan berkembangnya penjual ilegal. Pasalnya, penjual ilegal kebanyakan warga negara asing. Melansir dari AFP, banyak dari mereka yang berasal dari Nigeria dan tempat lain di Afrika Barat.
Menurut pengamat ekonomi, kegiatan ekonomi secara pararel telah menyumbang hingga 90 persen dari total aktivitas fiskal di Angola. Dalam menangani masalah pendapatan pajak ini, pemerintah setempat telah meluncurkan kebijakan nasional pada awal November yang menyasar pedagang ilegal tanpa dokumen.
(REUTERS/Giulia Paravicini)
|
"Tujuan kami adalah untuk membangun kembali ketertiban umum dan otoritas negara," kata kepala kepolisian Paulo de Almeida.
Polisi tersebut mengatakan petugasnya dikerahkan secara massal untuk menutup toko-toko ilegal. Namun, bagi beberapa pedagang yang terdampak dari tindakan keras petugas ini membuat kondisinya menjadi lebih sulit.
Salah satunya adalah Emmanuel Chizondu (33) yang meninggalkan Nigeria lima tahun lalu untuk membangun kehidupan di Luanda. Dirinya memulai bisnis suka cadang mobil kecil secara ilegal, namun ditutup oleh pihak berwenang pada awal bulan ini.
"Mereka (polisi) menutup usaha saya. Sekarang lima orang pekerja saya tidak dapat bekerja lagi. Mereka memiliki keluarga untuk diberi makan, dan sekarang mereka menangis," kata Chizondu.
"Saya mengerti mereka (pemerintah) ingin mengembalikan negara mereka, tapi mereka membuat kesalahan besar," jelasnya.
Kenaikan harga minyak
Di sisi lain, harga minyak global telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2016. Namun hal itu tidak mempengaruhi ekonomi Angola yang hampir tidak tumbuh.
Paket reformasi Lourenco yang digunakan untuk menarik investasi asing, dan penyesuaian struktural sejauh ini lambat dalam memberi manfaat. Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memprediksi ekonomi negara ini akan tergelincir dalam resesi pada 2018 dengan kontraksi 0,1 persen.
Di lain sisi, pemerintah telah berjanji untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan, namun hal itu akan sangat bergantung pada kenaikan harga minyak. Menteri Keuangan Augusto Archer Mangueira baru-baru ini menegaskan bahwa ekonomi Angola akan tumbuh melalui ketelitian, disiplin, efisiensi dan patriotisme.
(mjs/agt) Baca Lagi Dah https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181122100000-92-348323/pasar-ilegal-sengsarakan-ekonomi-angolaBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Ilegal Sengsarakan Ekonomi Angola"
Post a Comment