Direktur Keuangan AHM Erik Sadikin menyebutkan, dia melihat terjadinya pergeseran dari low-end ke premium matic seperti Honda PCX dan Yamaha NMax yang penjualannya membesar.
"Nah, ini yang kita harus cermati karena dalam situasi seperti ini orang malah bergeser ke yang harganya cukup mahal. Bukan ke sport, melainkan ke matic yang lebih high-end," kata Erik saat ditemui di fX Sudirman, Rabu (21/11/2018).
Sementara itu untuk motor gede (moge) atau big bike, Erik mengatakan kinerja penjualan juga masih stabil meski dolar AS menguat. Honda sendiri, kata dia, masih mengimpor utuh moge.
"Ya memang segmennya kan berbeda yang beli big bike. Sampai saat ini sih tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan USD ke rupiah, masih bisa diterima oleh konsumen kita," jelasnya.
AHM memperkirakan pasar sepeda motor nasional hingga akhir tahun ini akan tumbuh 6% dibanding tahun lalu (yoy) dengan volume penjualan mencapai 6,2-6,3 juta unit. Hingga Oktober, telah terjual 5,3 juta unit.
Adapun Erik menargetkan volume penjualan motor Honda hingga akhir tahun di level 4,5-4,7 juta unit, naik 8% secara tahunan.
Penjualan motor Honda sepanjang Januari-Oktober telah menyentuh 3,9 juta unit. Dari jumlah tersebut, varian Beat berkontribusi paling besar sekitar 42%, diikuti Vario series sekitar 25%, dan varian Scoopy
(ray/ray)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/news/20181121140539-4-43058/motor-murah-ditinggalkan-pasar-beralih-ke-skutik-premiumBagikan Berita Ini
0 Response to "Motor Murah Ditinggalkan, Pasar Beralih ke Skutik Premium"
Post a Comment