Penguatan terbesar dialami seri acuan FR0065 bertenor 15 tahun yang mengalami penurunan tingkat imbal hasil (yield) sebesar 4 basis poin (bps) menjadi 8,33%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan yield saling bertolak belakang, yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Di awal perdagangan pekan ini, pasar obligasi masih tertekan oleh pengumuman defisit neraca berjalan (CAD) yang melebar pada akhir pekan lalu.
Memasuki hari kedua, lagi-lagi pasar surat berharga negara (SBN) terkena dampak sentimen negatif dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Kondisi berbalik pada hari ketiga di mana dolar AS mulai melemah yang disertai oleh penguatan rupiah ketika pasar global dimanjakan oleh berita meredanya ketegangan antara Beijing-Washington terkait dengan rencana pertemuan Trump-Jinping.
Hari keempat pasar dikejutkan dengan langkah riil bank sentral dalam menaikkan suku bunga acuan 7DRRR menjadi 6% dari sebelumnya 5,75%.
Penerapan prinsip ahead the curve yang pernah disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo tersebut disambut positif pelaku pasar keuangan domestik, termasuk pasar obligasi meskipun lumrahnya pasar obligasi tertekan jika suku bunga naik.
Sentimen positif tersebut berlanjut hingga penghujung pekan, di mana Menko Perekonomian mengumumkan paket kebijakan XVI.
Dua sentimen positif itu berhasil mendongkrak harga obligasi di penghujung pekan.
Meskipun harga obligasi naik, tetapi kepemilikan asing di pasar SBN berkurang tipis secara pekanan.
Dibanding posisi 9 November, ada arus keluar asing Rp 870 miliar yang membuat porsi asing Rp 881,02 triliun (37,12% dari total Rp 2.367 triliun) dari Rp 881,89 triliun.
Penguatan di pasar obligasi domestik yang tidak seberapa tersebut ternyata searah dengan pergerakan obligasi di negara berkembang lain.
Apresiasi harga dialami pasar obligasi di China, India, Filipina, Rusia, dan Singapura. Pelemahan hanya dialami efek utang pemerintah di Malaysia dan Brasil.
Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Negara Maju
Negara | Yield 9 Nov 2018 (%) | Yield 16 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 10.4 | 10.45 | 5.00 |
China | 3.496 | 3.366 | -13.00 |
India | 7.81 | 7.792 | -1.80 |
Italia | 3.417 | 3.434 | 1.70 |
Jepang | 0.119 | 0.104 | -1.50 |
Malaysia | 4.127 | 4.157 | 3.00 |
Filipina | 7.37 | 7.35 | -2.00 |
Rusia | 8.97 | 8.62 | -35.00 |
Singapura | 2.495 | 2.452 | -4.30 |
Turki | 17.07 | 16.07 | -100.00 |
Amerika Serikat | 3.186 | 3.119 | -6.70 |
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepekan, Pasar Obligasi Indonesia dan Negara Berkembang Naik"
Post a Comment