Seri acuan lain juga naik serempak, yaitu 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun dengan penurunan yield 9 bps, 13 bps, dan 11 bps menjadi 8,22%, 8,38% dan 8,67%.
Sentimen positif yang sudah menyebar dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh drama perang dagang Amerika Serikat (AS) yang sedang mereda.
Rerata pergerakan hari ini sebesar 12,5 bps merupakan yang terbesar sejak 19 September.
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 1,65 poin (0,73%) menjadi 228,38 dari posisi kemarin 226,73.
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 522 bps, menyempit dari posisi kemarin 537 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik lagi dalam jumlah tipis hingga menjadi 3,16%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 864,32 triliun SBN, atau 36,93% dari total beredar Rp 2.340 triliun per akhir Oktober.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 13,47 triliun terhadap Rp 850,85 triliun di akhir September, dan membuat persentasenya naik dari 36,89% pada periode yang sama. Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,21% menjadi 5.906 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 1,16% menjadi Rp 14.960 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang turun 0,25% menjadi 96,038.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Mereda, Pasar Obligasi Berbunga-bunga"
Post a Comment