Pernyataan tersebut seakan menggenjot transaksi jual pelaku pasar surat utang karena semakin menunjukkan ketidakmampuan pemerintah untuk menjaga tingkat CAD di bawah 3% PDB.
Aksi jual semakin meningkat hingga akhir sesi perdagangan sore sehingga memangkas harga dan sekaligus semakin melambungkan yield SBN di pasar.
Selain itu, sentimen Italia masih menjadi faktor yang membebani pasar investasi secara global karena masih menumbuhkan kekhawatiran investor.
Kekhawatiran itu akhirnya memicu investor asing tetap memilih instrumen investasi yang lebih aman dan menghindari instrumen investasi yang lebih berisiko seperti yang berasal dari negara berkembang seperti Indonesia.
Koreksi pasar obligasi pemerintah yang signifikan hari ini juga tercermin pada harga obligasi wajarnya, yang tercemin oleh turunnya indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA).
Indek tersebut turun 0,85 poin (0,37%) menjadi 229,23 dari posisi kemarin 230,09.</span>
Dengan pergerakan hari ini, selisih(spread) surat utang pemerintah AS (US Treasury) dengan SBN tenor 10 tahun mencapai 520 bps, melebar dibanding posisi tadi pagi 508 dan posisi kemarin 503.
Yield US Treasury 10 tahun mencapai 3,05%, yang mencerminkan adanya penguatan harga di pasar obligasi AS akibat investor mulai beralih ke obligasi sebagai aset yang lebih aman dibandingkan ke pasar saham.
Spread yang melebar, seharusnya dapat membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek karenainvestasi di pasar SBN rupiah saat ini menjadi sedikit lebih menarik karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya.
Porsi kepemilikan SBN oleh investor asing masih Rp 850,85 triliun, 36,89% dari total SBN Rp 2.306 triliun, berdasarkan data terakhir Kemenkeu per 28 September.
Posisi itu mencerminkan investor asing masih eksis di pasar rupiah domestik karena ada aliran dana positif asing senilai Rp 14,75 triliun sejak akhir 2017 hingga sekarang.</span>
Koreksi hebat di pasar surat utang tersebut juga terjadi di pasar nilai tukar mata uang.
Dollar Index, yang menjadi acuan dolar AS terhadap mata uang dunia menguat hampir sepanjang hari, meskipun justru berbalik turun tipis pada akhir hari ini. Dollar Index turun 0,06% menjadi 95,447.
Hasilnya, rupiah pun masih melemah -0,2% menjadi Rp 15.070 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,13% menjadi 5.867 pada penutupan tadi sore.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Prediksi CAD di Atas 3%, Pasar Obligasi Nyungsep"
Post a Comment