Pada pekan depan, kami memperkirakan perhatian pelaku pasar akan banyak terfokus ke data ekonomi yang berhamburan dari luar negeri, terutama dari AS yang memengaruhi sentimen pelaku pasar global, termasuk di Indonesia.
Sentimen pertama, dan yang terpenting dari dalam negeri, muncul pada awal pekan dengan pengumuman data neraca perdagangan September. Defisit neraca perdagangan diprediksi menyusut sehingga mengurangi tekanan terhadap rupiah.
Konsensus CNBC Indonesia memperkirakan pemerintah masih mencatat defisit perdagangan US$600 juta pada September, sedangkan Reuters memperkirakan US$500 juta. Angka tersebut membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level US$1,02 miliar.
Selain itu juga akan diumumkan data penjualan mobil nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Tahun ini, asosiasi tersebut menargetkan penjualan 1,1 juta unit mobil. Hingga Agustus, penjualan mobil tercatat di angka 763.458 unit.
Untuk mencapai target tersebut, penjualan mobil dalam 4 bulan terakhir tahun ini harus berada di atas 84.000 unit per bulannya. Ini akan jadi sentimen kedua yang layak diperhatikan. Jika penjualan September naik melampaui angka tersebut, target 2018 kian berpeluang tercapai.
Kabar ketiga dari Uni Eropa terkait dengan data inflasi September, yang secara tahunan diperkirakan naik 2,1%, atau sedikit lebih tinggi dari posisi September 2017 sebesar 2%. Secara bulanan, inflasi juga diperkirakan lebih tinggi yakni 0,3%, dari posisi Agustus sebesar 0,2%.
Kenaikan inflasi akan mendorong ECB untuk menaikkan suku bunga acuannya yang membuat pasar surat utang Eropa berpeluang diburu dan memberikan sedikit tekanan terhadap pasar modal nasional.
NEXT
(ags/ags)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181014165646-17-37314/inilah-lima-sentimen-utama-penggerak-pasar-pekan-depanBagikan Berita Ini
0 Response to "Inilah Lima Sentimen Utama Penggerak Pasar Pekan Depan"
Post a Comment