Search

Pasar Mulai Kebal terhadap Dinamika Perang Dagang

JAKARTA, (PR).- Reaksi negatif pasar terhadap perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok semakin berkurang, meskipun Presiden AS Donald Trump baru saja mengimplementasikan tarif impor untuk Tiongkok senilai 200 miliar Dolar AS. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pun cenderung bergerak stabil dalam minggu ini.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar Rupiah cenderung stabil serta supply dan demand berjalan dengan baik.‎ Dalam minggu ini, nilai tukar Rupiah rata-rata bergerak di Rp 15.187 per Dolar AS.

"Mekanisme pasar bergerak baik, ini menunjukan kepercayaan pasar termasuk investor asing yang cukup baik terhadap Indonesia.‎ Secara garis besar Rupiah bergerak stabil dan sesuai mekanisme pasar," ujar Perry di Jakarta, Jumat, 19 Oktober 2018.

‎Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja mengatakan, reaksi pasar di bulan September cenderung biasa-biasa saja di saat Amerika Serikat kembali mengimplementasikan tarif impor untuk Tiongkok. Padahal pengenaan tarif impor sebesar 200 miliar Dolar AS tersebut merupakan yang terbesar.

Sebelumnya di bulan Juli, pemerintah AS telah mengenakan tarif sebesar 34 milia Dolar AS dan di bulan Agustus sebesar 16 miliar Dolar AS.

Freddy mengatakan, sejauh ini Tiongkok baru membalas dengan mengenakan tarif 60 miliar Dolar AS. "Bahkan Trump masih mengancam ke depan ada potensi tarif ditambah lagi sebesar 267 miliar Dolar AS," ujar dia.

Meskipun demikian, pasar cenderung semakin kebal dengan berita mengenai perang dagang ini. Hal itu terlihat dari volatilitas indeks MSCI Asia Pacific yang sudah menurun setengahnya. Seperti diketahui, indeks MSCI Asia Pacific sering dijadikan rujukan gambaran pasar saham Asia.‎ Dari mata uang, JP Morgan EM Currency Index di bulan September juga menunjukkan stabilisasi.

‎Menurut Freddy, kondisi stabil ini cukup baik karena pasar bisa mengkaji dampaknya terhadap terhadap PDB. "Hal ini cukup baik, karena yang diharapkan pasar adalah kepastian. Jika sudah pasti, pasar bisa mengkaji dampaknya terhadap PDB, perdagangannya, dan ini yang lebih penting. Kepastian sudah semakin mengerucut, sudah semakin terlihat," ujar dia.

Freddy mengatakan, pasar finansial Amerika Serikat sangat superior sepanjang tahun berjalan ini. Kondisi ekonomi dan pasar finansial AS sampai akhir tahun nanti diperkirakan akan tetap baik. 

"Di November akan ada mid term election, dan secara historis, setelah mid term election, pasar saham di AS biasanya meningkat karena adanya kejelasan, terlepas dari partai manapun yang menguasai parlemen," kata Freddy.

Meskipun demikian, Freddy memprediksi akan ada perubahan di tahun 2019 ini. Hal itu disebabkan karena pemotongan pajak di 2018 yang sudah semakin mereda.

"Ini yang membuat ekspektasi laba korporasi AS untuk tahun 2019 lebih kecil dibandingkan 2018. Belum lagi dampak pengenaan tarif impor antara AS dan Tiongkok dan sebaliknya sudah mulai terasa ke perekonomian domestik AS," ujar dia.***

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2018/10/19/pasar-mulai-kebal-terhadap-dinamika-perang-dagang-431889

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar Mulai Kebal terhadap Dinamika Perang Dagang"

Post a Comment

Powered by Blogger.