Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah seri pendek 5 tahun FR0063, dengan penurunan yield 8 basis poin (bps) menjadi 8,32%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga naik harganya, yaitu seri 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun, dengan yield yang turun 6 bps, 2 bps, dan 4 bps menjadi 8,53%, 8,79%, dan 8,97%.
Yield Obligasi Negara Acuan 1 Nov 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 31 Okt 2018 (%) | Yield 1 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 8.408 | 8.324 | -8.40 |
FR0064 | 10 tahun | 8.601 | 8.538 | -6.30 |
FR0065 | 15 tahun | 8.824 | 8.796 | -2.80 |
FR0075 | 20 tahun | 9.015 | 8.973 | -4.20 |
Avg movement | -5.43 |
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 537 bps, menyempit dari posisi kemarin 545 bps.
Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,16%, mencerminkan koreksi pasar yang terjadi setidaknya sejak 26 Oktober.
Hal itu, diperkuat oleh bertambahnya dana asing di pasar SBN, semakin menegaskan alur masuknya dana portofolio investor global ke pasar domestik.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 863,65 triliun SBN, atau 37,27% dari total beredar Rp 2.317 triiliun per 30 Oktober.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 12,8 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, dan membuat persentasenya naik dari 36,89% pada periode yang sama.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar investasi keuangan lainnya, yaitu di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,57% menjadi 5.865 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,02% menjadi Rp 15.197 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring seiring dengan melemahnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang turun 0,26% menjadi 96,878.
TIM RIST CNBC INDONESIA (irv/wed)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181101103738-17-40067/investor-asing-mulai-dongkrak-harga-di-pasar-obligasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Asing Mulai Dongkrak Harga di Pasar Obligasi"
Post a Comment