TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini penanganan darurat dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah terus dilakukan.
Percepatan pemulihan dampak bencana terus diintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.
Masa tanggap darurat bencana masih diberlakukan hingga 26 Oktober 2018.
Beberapa fasilitas publik seperti listrik dan komunikasi sebagian besar sudah pulih kembali di daerah terdampak bencana.
Data yang diterima Tribunnews dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, pemulihan BTS untuk komunikasi di Sulawesi Tengah dari total 3.519 BTS, mencapai 96,1 persen.
"Jaringan Telkomsel telah pulih 100 persen. Begitu juga dengan pasokan listrik. Tujuh gardu induk, 2.086 gardu distribusi dan 45 unit penyulang serta 70 dari 77 unit genset telah dioperasikan. Pelayanan listrik total mencapai 95 persen," kata Sutopo dalam rilisnya, Minggu (21/10/2018).
Menurut Sutopo, beberapa daerah memang aliran listrik belum berfungsi di Kabupaten Donggala seperti di sebagian Kecamatan Sindue, Balaesang Tanjung dan Sirenja.
Baca: Pelaku Pembuang Bayi di Toilet Bandara SAMS Balikpapan Ternyata Masih Pelajar
Sehingga perlu dioperasikan genset dan pemasangan instalasi listrik di lokasi pengungsi.
Sementara itu 25 SPBU telah beroperasi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, yang dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, distribusi melalui 40 truk tangki BBM dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.
Sutopo mengatakan kondisi perekonomian di wilayah terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulteng kini berangsur-angsur normal kembali.
"Sebanyak 25 pasar daerah, 3 pasar tradisional, 3 pasar swalayan, dan 17 perbankkan telah kembali beroperasi," ujar Sutopo.
Sekolah darurat telah dijalankan meski masih ada kekurangan tenda darurat dan sarana prasarana pendidikan dan belum semua siswa masuk sekolah.
Pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan oleh petugas gabungan bersama relawan.
Sebanyak 251 unit alat berat dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya, baik alat berat yang dibawah kendali TNI sebanyak 64 unit maupun di bawah kendali Kementerian PU PR sebanyak 187 unit.
Sebanyak 14.604 personel gabungan dari TNI, Polri, sipil dan relawan dikerahkan untuk penanganan darurat hingga saat ini.
Baca Lagi Dah http://www.tribunnews.com/regional/2018/10/21/perekonomian-berangsur-normal-pasar-tradisional-swalayan-sekolah-dan-perbankan-sudah-beroperasiBagikan Berita Ini
0 Response to "Perekonomian Berangsur Normal, Pasar Tradisional, Swalayan ..."
Post a Comment