Tips Perry, Pengusaha Sukses Bandung: Ciptakan Pasar Jangan ...

TRIBUNKALTIM.CO - PENGUSAHA sukses asal Bandung Perry Tristianto Tedja menegaskan sukses usaha yang dibangun selalu menciptakan pasar bukan memasuki pasar. Memasuki pasar membutuhkan biaya dan tenaga yang lebih besar. Karena itu, Perry memilih menciptakan pasar.

PERRY mencontohkan pada tahun 80-an pada saat punya toko kaset di Bandung. Setelah mempelajari minat masyarakat ada yang suka jazz ada juga yang rock, maka Perry pun mencoba membuat kaos Jazz dan Rock dijual di toko kaset.

"Aneh kan jual kaos kok di toko kaset. Itulah menciptakan pasar," kata Perry pada Seminar Nasional Become a Real Entrepreneur Practice di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Selasa (16/10).

Baca: Selain Merlin dan Tina Toon, KPK Temukan Kata Sandi Babe dalam Suap Izin Meikarta

Lebih penting lagi lanjut Perry, harus punya jiwa entrepreneur. Bisnis jangan banyak pikiran dan ide, yang penting punya jiwa entrepreneur. Selain itu berani menghadapi risiko dan siap dengan solusinya.

Omzet dari Floating Market Rp 7 miliar dengan margin 28 persen. Siapa yang membuat sukses? Menurut Perry, doa karyawan yang turut bekerja. Karena itu perlu pendekatan dan sentuhan pada karyawan dan kemitraan dengan pengusaha kecil.

Bisnis yang dikembangkan Perry tidak menggunakan cashless mengingat bisnisnya membutuhkan hospitality. Untuk itu, buatlah semua enjoy agar kerja menjadi sukses. "Job is enjoy. Itu prinsip saya," tutur Perry.

Segmen pasar dan packaging juga penting diperhatikan. Perry mencontohkan menjual lotek (gado-gado) di Floating Market dijual Rp 20 ribu, wisatawan bilang murah. Padahal banyak yang lebih murah.

Baca: Maudy Ayunda Ikut Seleksi CPNS 2018, Ini Pesannya kepada Para Pelamar

"Product emotional itu perlu. Saya tidak punya kuda tapi saya bangun De Ranch. Gampang saja, Saya siapkan kostum koboi, tarif sewanya Rp 35 ribu. Ee malah dibilang murah," kata Perry disambut tawa pengunjung.

Perry berpesan agar selalu menjalin komunikasi dengan pengunjung. Tujuannya agar tahu perkembangan minat konsumen terhadap produk. (*)

Let's block ads! (Why?)