Search

Pasar Jabon, Berawal dari Lahan Tak Terawat hingga Pasar Malam


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Jabon adalah pasar tradisional yang terletak di Kavling DKI 53 RW 10, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

Di area seluas sekitar 1 hektar tersebut warga setempat memanfaatkannya untuk tempat berdagang.

Lurah Meruya Utara Pangestu Aji Swandhanu mengatakan, sebelum pasar dibentuk, lahan tersebut awalnya adalah tempat penampungan pohon-pohon hasil penebangan proyek pembebasan Tol JORR pada sekitar tahun 1970.

Tempat tersebut tak terawat dan dimanfaatkan oleh warga setempat.

Baca juga: Pedagang Pasar Jambon Cemas Dengar Kabar Lapaknya Akan Dibongkar

"(Tahun) 2015-an akhir ada surat pemasangan aset di mana-mana, camat (dan) walikota disuruh jagain aset. Warga inisiatif nih, 'ya sudah kita ratain dulu nih. Warga yang jagain aset," kata Aji, kepada wartawan, di gedung Wali Kota Jakarta Barat, Senin (15/10/2018).

Perataan lahan dilakukan bertahap menggunakan alat berat milik Dinas Bina Marga Jakarta Barat.

Setelah diratakan, lahan sempat dijadikan pasar malam dan tempat berdagang oleh warga dengan menggunakan tenda-tenda.

"Setelah rapi semua, jadi pasar malam juga di situ, jadi enggak ganggu jalanan dan hanya minggu-minggu tertentu beroperasi," kata dia.

Selain dijadikan pasar malam dan area berdagang, Pasar Jabon juga dimanfaatkan untuk kegiatan warga setempat seperti lomba burung berkicau dan lainnya.

Aji mengatakan, pembangunan pasar oleh warga dilakukan bertahap.

Mereka mengumpulkan dana secara swadaya dan berjualan dengan menggunakan tenda hingga akhirnya membangun kios semi permanen.

Mereka juga membangun tempat pembuangan dan pengolahan sampah di sana.

"Pedagang pada nanya 'pak RW pasarnya mana?' Karena tendanya sudah pada reot. 'Ya sudah pak kita bangun begitu saja'. Mereka dari awal bangunan enggak ada (bayar biaya) retribusi," kata dia.

Pada 2016, para pedagang Pasar Jabon mengajukan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrembang) agar pasar tersebut dijadikan lokasi sementara (loksem).

Tetapi, hingga saat ini, pengajuan mereka ke wali kota Jakarta Barat dan gubernur DKI Jakarta belum membuahkan hasil.

Aji mengatakan, para pedagang minta dibina dan diresmikan meski menyadari telah berjualan di lahan aset pemerintah.

Baca juga: Pedagang Pasar Jambon Minta Lahan Pemda Tempat Mereka Jualan Dijadikan Loksem

Ia menyebut, para pedagang siap menerima resiko apabila harus pergi dari Pasar Jabon.

"Mereka punya surat bermaterai bahwa kalau apabila Pemda mau menggunakan (lahan tersebut) mereka siap dibongkar. Tapi ya mudah-mudahan jadi sarana pasar juga," kata Aji.

Saat ini, kondisi Pasar Jabon telah tertata rapi di lahan rata.

Pasar tersebut menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sayur, buah, perkakas rumah tangga, pakaian, dan lainnya.

Bangunan pasar terdiri atas sejumlah kios berbentuk semi permanen dengan pintu rolling door dan ada juga sekat kayu, dan memakai atap seng. Tak banyak pohon penghijauan di sana sehingga suasana masih gersang.


Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/16/08193121/pasar-jabon-berawal-dari-lahan-tak-terawat-hingga-pasar-malam

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar Jabon, Berawal dari Lahan Tak Terawat hingga Pasar Malam"

Post a Comment

Powered by Blogger.