Search

Pasar Masih Optimistis, Lelang SBN Diminati Rp 55,67 T - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang surat berharga negara (SBN) yang digelar pemerintah hari ini mendapatkan permintaan Rp 55,67 triliun, di atas permintaan dalam lelang sebelumnya sehingga mencerminkan optimisme pelaku pasar.

Dalam lelang enam seri SBN pada Selasa (15/1/2019), pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp 27,75 triliun, jumlahnya di atas target minimal penerbitan yakni Rp 15 triliun. Hanya saja besaran penerbitan ini masih di bawah target maksimal Rp 30 triliun dan lebih rendah dari penerbitan lelang terakhir Rp 28,25 triliun.

"Memang di atas target Rp 15 triliun, [hal itu juga didukung kebijakan] pemerintah juga masih tetap menerapkan strategi front loading [penerbitan lebih banyak di awal tahun] pada tahun ini," ujar Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra, di Jakarta, Selasa sore ini. 

Nilai permintaan peserta lelang dan nilai penerbitannya juga masih lebih tinggi dari rerata permintaan dan penerbitan tahun lalu masing-masing Rp 41,6 triliun dan Rp 17,02 triliun. 

Hasil Lelang Surat Berharga Negara (SBN)
15-Jan-19 SPN 03190416 SPN 12200106 FR0077 FR0078 FR0068 FR0079
Jatuh tempo 26-Dec-18 6-Jun-19 11-Jan-00 15-May-29 15-Mar-34 15-Apr-39
Kupon imbal hasil Diskonto Diskonto 8.125% 8.25% 8.375% 8.375%
Yield rerata tertimbang 5.8% 6.05% 7.91369% 8.00627% 8.37124% 8.45996%
Penawaran masuk 6,235 5,250 24,350 12,226 3,909 3,699
Penawaran dimenangkan 2,000 3,000 9,150 8,550 2,500 2,550
Kompetitif dimenangkan 1,000 1,500 6,405 7,027 2,141 2,018
Persentase kmpttf thd dimenangkan 50% 50% 70% 82% 86% 79%
Target indikatif 15,000          
Target maksimal 30,000          
Total penawaran masuk 55,670          
Penerbitan 27,750          
Rerata penawaran 2019 55,274          
Rerata penerbitan 2019 28,250          
Rerata penawaran 2018 41,602          
Rerata penerbitan 2018 17,025          
(Rp miliar)
Sumber: DJPPR Kemenkeu

Optimisme pelaku pasar tersebut juga didukung kondisi saat ini di mana nilai kepemilikan investor asing masih tetap tinggi di pasar. 

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menunjukkan kepemillikan asing di SBN mencapai Rp 901,51 triliun atau porsinya 37,74% dari total SBN beredar sebesar Rp 2.388 triliun.

Angka itu masih berada di kisaran atas level psikologis Rp 900 triliun, dan baru menyentuh angka tertinggi ketika terjadi pada 9 Januari lalu saat asing memiliki Rp 904 triliun. Lelang hari ini dilakukan ketika pasar obligasi sedang terkoreksi.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

UN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri paling terkoreksi adalah seri 5 tahun dengan kenaikan yield 7,3 basis poin (bps) menjadi 7,97%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Koreksi itu juga terjadi di tiga seri acuan lain. 

Yield Obligasi Negara Acuan 15 Jan 2019
Seri Jatuh tempo Yield 14 Jan 2019 (%) Yield 15 Jan 2019 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 15 Jan'19
FR0077 5 tahun 7.897 7.97 7.30 7.8817
FR0078 10 tahun 7.979 8.007 2.80 7.9811
FR0068 15 tahun 8.335 8.388 5.30 8.3875
FR0079 20 tahun 8.397 8.442 4.50 8.4102
Avg movement 4.98
Sumber: Refinitiv   

TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20190115185614-17-50824/pasar-masih-optimistis-lelang-sbn-diminati-rp-5567-t

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasar Masih Optimistis, Lelang SBN Diminati Rp 55,67 T - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.