Inversi yield yang terjadi sejak 2 hari terakhir turut berakhir dengan koreksi yang lebih besar pada tenor panjang.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang dan negara maju.
Data Refinitiv menunjukkan harga SUN mengalami koreksi, yang tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri yang paling terkoreksi adalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 8,57%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Satu seri acuan lain yang juga terkoreksi adalah tenor 10 tahun dengan kenaikan yield menjadi 8,16%.
Tenor 5 tahun dan 15 tahun masih menguat tipis hari ini, tetapi penguatannya lebih tipis dibanding koreksi seri acuan lain.</span>
Inversi yield yang terjadi pada tenor 15 tahun dan 20 tahun sejak 2 hari yang lalu juga sudah berakhir tadi pagi.
Koreksi yang terjadi kemarin dan tadi pagi lebih besar pada tenor 20 tahun sehingga mengangkat yield-nya kembali ke atas tenor yang lebih pendek sehingga tidak terjadi lagi kurva yield terbalik (inverted yield curve).
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Jan 2019
Seri | Jatuh tempo | Yield 29 Jan 2019 (%) | Yield 30 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 30 Jan'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.997 | 7.994 | -0.30 | 7.9487 |
FR0078 | 10 tahun | 8.142 | 8.162 | 2.00 | 8.1417 |
FR0068 | 15 tahun | 8.512 | 8.511 | -0.10 | 8.4931 |
FR0079 | 20 tahun | 8.554 | 8.575 | 2.10 | 8.5412 |
Avg movement | 0.92 |
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,23 poin (0,1%) menjadi 236,05 dari posisi kemarin 236,29.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 544 bps, melebar dari posisi kemarin 539 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,71% dari posisi kemarin 2,74% karena adanya serbuan ke aset yang dinilai lebih aman (safe haven) seperti US Treasury di tengah waswasnya pelaku pasar terhadap jalannya perundingan AS-China.
Yield US Treasury Acuan 30 Jan 2019
Seri | Benchmark | Yield 29 Jan 2019 (%) | Yield 30 Jan 2019 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 2.388 | 2.423 | 3 bulan-5 tahun | -13.2 |
UST 2020 | 2 Tahun | 2.591 | 2.573 | 2 tahun-5 tahun | 1.8 |
UST 2021 | 3 Tahun | 2.577 | 2.552 | 3 tahun-5 tahun | -0.3 |
UST 2023 | 5 Tahun | 2.58 | 2.555 | 3 bulan-10 tahun | -29.8 |
UST 2028 | 10 Tahun | 2.744 | 2.721 | 2 tahun-10 tahun | -14.8 |
Inversi yield yang terjadi pada US Treasury tenor 1 tahun terhadap tenor 2 tahun-5 tahun masih terjadi, dengan contoh inversi yang terjadi pada tenor 2 tahun-5 tahun sendiri pada 1,8 bps.
Potensi inversi US Treasury 2 tahun-10 tahun juga semakin mengental dengan selisih yang semakin tipis di antara kedua seri tersebut.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 900,34 triliun SBN, atau 37,21% dari total beredar Rp 2.419 triliun berdasarkan data per 28 Januari.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 7,09 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, tetapi persentasenya masih turun dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi secara luas yaitu di Brasil, China, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, dan Thailand.
Di negara maju, penguatan juga terjadi di hampir seluruh pasar yaitu di pasar bund Jerman, pasar OAT Perancis, pasar gilt Inggris, pasar JGB Jepang, dan pasar US Treasury di AS.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 29 Jan 2019 (%) | Yield 30 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 9.07 | 8.99 | -8.00 |
China | 3.159 | 3.093 | -6.60 |
Jerman | 0.207 | 0.189 | -1.80 |
Perancis | 0.612 | 0.601 | -1.10 |
Inggris | 1.269 | 1.257 | -1.20 |
India | 7.546 | 7.549 | 0.30 |
Italia | 2.668 | 2.596 | -7.20 |
Jepang | 0 | -0.007 | -0.70 |
Malaysia | 4.082 | 4.061 | -2.10 |
Filipina | 6.481 | 6.475 | -0.60 |
Rusia | 8.31 | 8.3 | -1.00 |
Singapura | 2.21 | 2.171 | -3.90 |
Thailand | 2.45 | 2.39 | -6.00 |
Turki | 14.81 | 14.34 | -47.00 |
Amerika Serikat | 2.744 | 2.719 | -2.50 |
Afrika Selatan | 8.72 | 8.72 | 0.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20190130192748-17-53165/koreksi-pasar-obligasi-ri-berlanjut-inversi-tak-tertahanBagikan Berita Ini
0 Response to "Koreksi Pasar Obligasi RI Berlanjut, Inversi Tak Tertahan Market - 2 jam yang lalu - CNBC Indonesia"
Post a Comment