kembali terkoreksi pada penutupan perdagangan hari ini akibat tekanan sentimen global dari penguatan dolar AS serta data neraca pembayaran yang memburuk.
Penurunan harga surat berharga negara (SBN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan koreksi harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling besar terkoreksi adalah seri FR0075 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 16 basis poin (bps) menjadi 8,6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga melemah yaitu seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun dengan yield yang turun 8 bps, 12 bps, dan 7 bps mejadi 8,07%, 8,18%, 8,45%, dan 8,6%.
Koreksi hari ini juga menghantarkan yield dari seri acuan 5 tahun kembali ke atas level psikologis 8% setelah sempat bertahan selama dua hari pada pekan lalu.
Yield Obligasi Negara Acuan 12 Nov 2018
Seri | Benchmark | Yield 9 Nov 2018 (%) | Yield 12 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA |
FR0063 | 5 tahun | 7.985 | 8.073 | 8.80 | 7.97 |
FR0064 | 10 tahun | 8.061 | 8.188 | 12.70 | 8.13 |
FR0065 | 15 tahun | 8.386 | 8.459 | 7.30 | 8.43 |
FR0075 | 20 tahun | 8.432 | 8.601 | 16.90 | 8.59 |
Avg movement | 11.43 |
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercerminpada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,68 poin (0,3%) menjadi 231,78 dari posisi kemarin 232,46.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa kembali ke atas level psikologis 500 bps, melebar dari posisi kemarin 487 bps.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 878,7 triliun SBN, atau 37,09% dari total beredar Rp 2.369 triliun berdasarkan data per 7 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 14,38 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,93% pada periode yang sama.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadidi pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,65% menjadi 5.777 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah0,89% menjadi Rp 14.810 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiringdengan naiknyanilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,56% menjadi 97,443.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan dialami pasar obligasi Brasil, China, Filipina, dan Singapura.
Aliran dana investor global dari pasar obligasi negara berkembang lain, seperti India, Malaysia, Rusia, dan Indonesia yang terkoreksi kemungkinan masuk ke pasar Brasil, China, Filipina, dan Singapura tadi karena investor global mencari instrumen yang risikonya serupa.
Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Acuan
Negara | Yield 8 Nov 2018 (%) | Yield 9 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 10.5 | 10.4 | -10.00 |
China | 3.5 | 3.496 | -0.40 |
India | 7.796 | 7.81 | 1.40 |
Italia | 3.401 | 3.417 | 1.60 |
Jepang | 0.126 | 0.119 | -0.70 |
Malaysia | 4.111 | 4.127 | 1.60 |
Filipina | 7.609 | 7.37 | -23.90 |
Rusia | 8.82 | 8.97 | 15.00 |
Singapura | 2.528 | 2.495 | -3.30 |
Turki | 16.81 | 17.07 | 26.00 |
Amerika Serikat | 3.226 | 3.186 | -4.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Obligasi Tak Kuasa Lawan Sentimen Koreksi Rupiah & CAD"
Post a Comment