"Siklus moneter China berbeda dari siklus moneter AS," kata Jonathan Garner, chief equity strategist untuk Asia dan pasar negara berkembang di Morgan Stanley, dilansir dari CNBC International.
Secara umum, bagi pasar, hal itu akan positif bila China melonggarkan kebijakan moneternya.
Hari Rabu, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) sebagaimana yang telah diperkirakan pasar sebelumnya. Beberapa jam kemudian, hari Kamis, bank sentral China menahan suku bunganya.
Beijing mulai melonggarkan kebijakan moneternya secara cukup signifikan, kata Garner.
Langkah-langkah lainnya yang juga diambil Beijing untuk mendorong kegiatan ekonomi termasuk menurunkan suku bunga hipotek properti di beberapa kota. Selain itu, otoritas setempat juga meluncurkan instrumen kebijakan yang disebut dengan fasilitas pinjaman jangka menengah yang tertarget untuk mendorong penyaluran pinjaman ke perusahaan kecil dan swasta, ujarnya.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
|
Morgan Stanley baru-baru ini menaikkan peringkatnya untuk saham-saham pasar negara berkembang dari underweight menjadi overweight untuk 2019 sementara ekuitas AS direvisi ke bawah menjadi underweight.
Siklus tersebut berubah menjadi menguntungkan bagi pasar-pasar keuangan Asia, khususnya China, kata Garner.
Ia mengatakan pasar di Asia telah menyentuh posisi terendahnya di akhir Oktober atau awal November dan Morgan Stanley sangat bullish terhadap pasar di wilayah ini.
Bank investasi asal AS ini memperkirakan pasar negara-negara berkembang, seperti China, India, Indonesia, dan Brasil akan memiliki kinerja yang lebih baik di paruh kedua tahun depan.
"Akselerasi mereka akan menjadi perbedaan yang tajam terhadap penurunan yang terjadi di AS," kata Garner. (hps)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181221115233-17-47434/morgan-stanley-pasar-indonesia-akan-bangkit-di-2019Bagikan Berita Ini
0 Response to "Market Morgan Stanley: Pasar Indonesia Akan Bangkit di 2019 21 December 2018 11:58 WIB - CNBC Indonesia"
Post a Comment