Meski demikian, beberapa penjual maupun pembeli di pasar tersebut menyambut positif peraturan gubernur (pergub) tentang larangan penggunaan kantong plastik yang sedang disusun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Namun bagi mereka, peraturan itu dinilai akan menyusahkan karena belum ada alternatif pengganti kantong plastik.
"Pakai apa nanti kalau enggak pakai kantong [plastik]? Orang enggak mesti mau bawa-bawa barang pakai tentengan lain. Kebanyakan males ya," kata Suryani (42) seorang pedagang buah-buahan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/12).
Suryani menilai pergub yang melarang penggunaan kantong plastik tersebut berguna untuk mengurangi sampah. Namun menurutnya perlu ada solusi pengganti wadah atau kantong yang juga praktis seperti kantong plastik.
Selain itu, Suryani juga menganggap pengganti kantong plastik seperti tas belanja yang bisa digunakan berulang kali menyulitkan pembeli dan dirinya sebagai pedagang.
Menurutnya, pembeli yang datang dari rumah bisa saja tidak merasa keberatan membawa tas tersebut. Namun, pembeli yang mampir ke pasar seperti pegawai kantoran, kata Suryani, akan merasa kesulitan.
Hal ini didapatinya karena sering didatangi pembeli yang sebelumnya tidak berencana datang ke pasar.
"Tapi kalau orang kantor atau mampir itu kan, bingung pakai apa. Masa ke kantor bawa-bawa itu [tas]? Enggak mungkin," katanya.
Suryani menambahkan jika larangan diterapkan tanpa ada solusi, maka ia khawatir akan kehilangan pembeli karena orang akan beralih untuk berbelanja di pasar swalayan.
Sementara itu, Deti (50) yang mengaku hampir setiap hari berbelanja di Pasar Kebayoran Lama merasa kantong plastik sangat penting untuk aktifitas belanjanya.
Namun, ia juga menyambut positif larangan penggunaan kantong plastik.
"Ya, bagus juga sih, ada baiknya juga, biar bersih," ujarnya.
Suasana pasar tradisional di Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
|
"Pakai tas kali, ya? Tapi susah juga, ya. Enak, praktis plastik sih," katanya.
Ia pun tidak keberatan jika harus membawa belanjaannya yang banyak menggunakan kantong plastik karena sudah terbiasa.
Berbeda dengan Suryani dan Deti, pedagang lainnya Rumiyati (48) setuju dengan pergub larangan penggunaan kantong plastik tersebut.
"Ya bagus lah biar sampahnya juga enggak terlalu banyak. Setuju saja biar belanjanya pakai tas," ujar Rumiyati sambil meletakkan plastik belanjaan yang penuh dengan sayur-mayur.
Rumiyati merasa tidak keberatan jika dirinya harus menggunakan tas belanja. Ia mengatakan dirinya bisa menggunakan tas yang dapat dilipat dengan praktis dan bisa dibawa dari rumah.
"Enggak [keberatan] sih, kan enggak gede, bisa dilipat saja," ujarnya.
Meski tak keberatan, Rumiyati tetap menyarankan pemerintah untuk mencari solusi pengganti kantong plastik.
Pemprov DKI berencana mengeluarkan pergub soal larangan penggunaan kantong platik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Isnawa Adji mwnyampaikan tujuan penyusunan pergub tersebut agar warga Jakarta beralih ke pemakaian wadah atau kantong yang ramah lingkungan. Hal ini disebabkan waktu penguraian plastik yang cukup lama membahayakan bagi lingkungan.
Ia menjelaskan salah satu strategi dalam penerapan pergub tersebut adalah dengan memperbanyak bank sampah. Selain itu, akan ada proses sosialisasi sebelum pergub benar-benar diterapkan nantinya.
"Ada masa misalkan enam bulan untuk mengedukasi ini dulu," katanya.
(ani/DAL) Baca Lagi Dah https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181221215226-20-355660/suara-dari-pasar-tradisional-soal-larangan-kantong-plastikBagikan Berita Ini
0 Response to "Suara dari Pasar Tradisional Soal Larangan Kantong Plastik - CNN Indonesia"
Post a Comment