Search

Market 'Shutdown' AS Berlanjut, Pasar Obligasi Domestik Ciut 27 December 2018 10:41 WIB - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi hari ini di tengah sentimen negatif kekhawatiran global terhadap penutupan sementara (shutdown) pemerintah Amerika Serikat yang masih belum menemui titik cerah. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  


Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun. 

Seri yang paling terkoreksi adalah FR0063 yang bertenor 5 tahun, dengan kenaikan yield sebesar 7,7 basis poin (bps) menjadi 7,84%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Sejalan dengan koreksi itu, seri acuan lain yaitu seri 10 tahun dan 15 tahun juga terkoreksi dengan kenaikan yield 0,5 bps dan 1,2 bps menjadi 8,01% dan 8,19%. 

Seri 20 tahun masih berhasil menguat dengan penurunan yield 1,5 bps menjadi 8,37%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 26 Dec 2018
Seri Benchmark Yield 26 Dec 2018 (%) Yield 27 Dec 2018 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 26 Dec'18
FR0063 5 tahun 7.766 7.843 7.70 7.6485
FR0064 10 tahun 8.011 8.016 0.50 7.9491
FR0065 15 tahun 8.179 8.191 1.20 8.1633
FR0075 20 tahun 8.386 8.371 -1.50 8.3571
Avg movement 1.98
Sumber: Refinitiv 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 521 bps, menyempit dari posisi kemarin 528 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,79% dari posisi kemarin 2,72%.

Koreksi harga tersebut membuat inversi atas tenor panjang 5 tahun terhadap tenor pendek 2 tahun terhenti karena tenor panjang yaitu 5 tahun terkoreksi lebih dalam.</span> 

Yield US Treasury Acuan 26 Dec 2018
Seri Benchmark Yield 26 Dec 2018 (%) Yield 27 Dec 2018 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.435 2.448 3 bulan-5 tahun -21.6
UST 2020 2 Tahun 2.609 2.607 2 tahun-5 tahun -5.7
UST 2021 3 Tahun 2.6 2.603 3 tahun-5 tahun -6.1
UST 2023 5 Tahun 2.661 2.664 3 bulan-10 tahun -35.1
UST 2028 10 Tahun 2.797 2.799 2 tahun-10 tahun -19.2
Sumber: Refinitiv 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 892,33 triliun SBN, atau 37,63% dari total beredar Rp 2.371 triliun berdasarkan data per 14 Desember.  

Angka kepemilikannya masih negatif Rp 8,26 triliun dibanding posisi akhir November Rp 900,59 triliun, tetapi persentasenya masih naik dari 37,8 % pada periode yang sama. 

Data kepemilikan investor pada SBN tersebut, termasuk investor asing, belum dikinikan lagi sejak 17 Desember. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak seperti apresiasi yang terjadi di pasar ekuitas.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,65% menjadi 6.157 hingga siang ini, sedangkan di sisi lain nilai tukar rupiah melemah -0,03% menjadi Rp 14.575 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan dolar AS tidak seiring dengan turunnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang justru turun 0,2% menjadi 96,857. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami pasar China dan India. 

Di negara maju, pasar obligasi yang positif adalah pasar gilts di Inggris saja.  

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara Yield 26 Dec 2018 (%) Yield 27 Dec 2018 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 9.365 9.37 0.50
China 3.339 3.321 -1.80
Jerman 0.248 0.25 0.20
Perancis 0.696 0.696 0.00
Inggris 1.32 1.262 -5.80
India 7.287 7.263 -2.40
Italia 2.851 2.85 -0.10
Jepang 0.021 0.027 0.60
Malaysia 4.1 4.101 0.10
Filipina 7.148 7.148 0.00
Rusia 8.78 8.78 0.00
Singapura 2.073 2.098 2.50
Thailand 2.41 2.41 0.00
Turki 16.21 16.21 0.00
Amerika Serikat 2.797 2.799 0.20
Afrika Selatan 9 9 0.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/irv)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181227102057-17-48124/shutdown-as-berlanjut-pasar-obligasi-domestik-ciut

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Market 'Shutdown' AS Berlanjut, Pasar Obligasi Domestik Ciut 27 December 2018 10:41 WIB - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.