"Selama ini 75% pasar negosiasi di bawah harga Rp 50. Karena Rp 50 itu di pasar reguler artificial (dibuat-buat), yang sekarang tidak transparan," ujar Laksono sore ini (28/12/18).
Meskipun demikian, dia menolak menjelaskan detail rencana penurunan dan angka pasti terkait rencana tersebut karena akan menunggu hingga draft aturan atau jika aturan resmi sudah disampaikan.
Saat ini otoritas bursa sedang mewacanakan penurunan harga minimal di pasar reguler Rp 50 menjadi lebih rendah.
Lebih lanjut, Laksono mengatakan aturan batas kenaikan harga maksimal harian (auto reject) ketika hari pencatatan saham yang dua kali lipat dari hari biasa juga berpotensi disamakan.
"Nantinya juga jika harga saham di bawah Rp 50 ada kemungkinan auto reject hari listing (harga IPO) akan sama dengan pasar sekunder, tidak lagi dua kalinya (hari biasa)."
Penyamaan batas maksimal pergerakan saham harian tersebut, lanjutnya, juga terkait dengan rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatur pemesanan saham IPO secara elektronik (e-bookbuilding).
Dalam draft peraturan baru tentang e-bookbuilding, OJK berencana mengatur maksimal pemesahan saham ritel Rp 100 juta per orang.
Draft peraturan itu bernama Penerapan Pelaksanaan Penawaran Awal, Penawaran, Penjatahan, dan Distribusi Efek Bersifat Ekuitas Berupa Saham Secara Elektronik.
Laksono mengatakan dasar rencana pengaturan bookbuilding tersebut adalah menambah jumlah investor dalam IPO.
"Tentu jumlah investornya nanti bertambah banyak (dengan skema tersebut)."
Dalam rangkaian acara yang sama, Fakhri Hilmi, Deputi Pengawas Pasar Modal II OJK, mengatakan klasifikasi dalam draft tersebut turut menunjukkan jika yang memesan di atas nilai Rp 100 juta akan dianggap bukan ritel lagi.
"Kalau di atas 100 juta berarti bukan perorangan lagi."
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181228183849-17-48392/sebanyak-75-transaksi-di-pasar-negosiasi-saham-saham-gocapBagikan Berita Ini
0 Response to "Sebanyak 75% Transaksi di Pasar Negosiasi Saham-saham Gocap - CNBC Indonesia"
Post a Comment