Gubernur bank sentral AS Federal Reserve, Jerome Powell, yang membuat saham naik tajam pada hari Jumat (4/1/2019), akan berbicara lagi Kamis mendatang dalam makan siang Economics Club Washington D.C.
Ia diharapkan memberikan pesan dovish yang sama tentang fleksibilitas pada kebijakan moneternya dan kesabaran dalam kenaikan suku bunga.
Apple menyalahkan penurunan pendapatannya karena lesunya penjualan iPhone di China di November. Pukulan itu dilihat sebagai tanda bahwa tidak hanya ketegangan perdagangan yang menghantam ekonomi China, tetapi ekonomi dan perusahaan-perusahaan AS dapat juga ikut terpukul.
Komentar Apple itu muncul sehari sebelum pengumuman melemahnya data manufaktur ISM yang juga dikarenakan perseteruan perdagangan.
"Apa yang dibutuhkan pasar di minggu depan dan minggu berikutnya adalah panduan positif dari perusahaan. Apa yang dikatakan perusahaan kepada kita? Apa yang pelanggan katakan pada kita?" kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial, dilansir dari CNBC International.
"Jika kita bisa beralih dari pendapatan yang melonjak tajam ke pendapatan yang lebih moderat, pasar akan menerima itu, tetapi jika panduannya lemah dan perusahaan menurunkan pertumbuhan pendapatan, itu akan memengaruhi pasar," tambahnya.
Foto: New York Stock Exchange (NYSE) (REUTERS/Shannon Stapleton)
|
S&P 500 melonjak lebih dari 3,3% pada hari Jumat menjadi 2.531, dan naik 1,7% untuk minggu lalu. S&P naik lebih dari 7,5% dari penutupan terendahnya pada 24 Desember.
China dan AS akan mengadakan pembicaraan perdagangan tingkat wakil menteri di Beijing pada hari Senin dan Selasa, dan diperkirakan akan mengadakan putaran pertemuan berikutnya pada minggu berikutnya.
"China akan benar-benar menjadi sesuatu yang besar," kata Julian Emanuel, kepala strategi ekuitas dan derivatif di BTIG. China memangkas giro wajib minimum (GWM) hari Jumat untuk mendorong lebih banyak pinjaman bank, langkah kebijakan terbaru yang bertujuan mengakhiri perlambatan yang tengah dialami negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu.
Ekonom memperkirakan pertumbuhan AS sedikit melambat, ke kisaran 2%-2,5% di paruh pertama tahun ini, tetapi pasar telah bereaksi terhadap prospek ekonomi yang bahkan lebih lambat. Data ISM untuk Desember sangat mengecewakan karena terjadi penurunan tajam dalam pesanan baru.
Pasar juga akan tetap sangat fokus pada data setelah survei ISM yang lemah diikuti oleh laporan penambahan lapangan kerja di Desember yang sangat kuat dengan penambahan payroll nonpertanian sebanyak 312.000. Laporan ketenagakerjaan menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat, dengan pertumbuhan upah 0,4% dan peningkatan partisipasi oleh lebih dari 400.000 pekerja.
"Apa yang dibutuhkan pasar ini adalah rilis data yang kuat, rilis data kuat yang meyakinkan," kata Krosby. "Itu adalah masukan bagi data positif di pasar yang telah mengkhawatirkan ekonomi yang berpotensi stagnan."
Rilis data pekan depan termasuk angka ISM Jasa pada hari Senin dan data perdagangan internasional, keluar Selasa pagi, tetapi data yang ditunggu pasar adalah laporan inflasi harga konsumen hari Jumat.
Foto: Ketua Federal Reserve Board Jerome Powell (REUTERS/Yuri Gripas)
|
Selama kemunculannya pada Jumat pekan lalu, Powell mengindikasikan bahwa inflasi bukan masalah bagi The Fed, dan ekonomi masih dalam kondisi yang baik meskipun ada kekhawatiran. Dia juga mengatakan Fed memperhatikan pasar, yang mencerminkan proyeksi yang lebih lemah daripada apa yang disampaikan data-data ekonomi.
Powell juga mengindikasikan bahwa The Fed dapat "bersabar" dan akan fleksibel, juga bersedia untuk mengubah kebijakan jika melihat kondisi berubah. Pernyataan itu menghibur pasar dan membuat indeks-indeks utama Wall Street melesat lebih tinggi.
(prm) Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20190106180224-17-49303/pekan-depan-pasar-menanti-hasil-perundingan-dagang-as-chinaBagikan Berita Ini
0 Response to "Pekan Depan, Pasar Menanti Hasil Perundingan Dagang AS-China - CNBC Indonesia"
Post a Comment