KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terlepas dari perang dagang Amerika Serikat dan China yang masih jadi pertanyaan pelaku pasar, ada berbagai hal yang bisa dilakukan agar bisnis PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) ciamik.
Kepala Riset Trimegah Sekuritas, Sebastian Tobing menyebut ada satu tantangan yang diperhatikan dalam mengembangkan bisnis. Yaitu memperluas pasar dengan memilah dan membuat produk mebel secara tepat.
“Kalau dilihat dalam negeri sendiri, WOOD sudah membuat produk mebel atau furniture minimalis untuk apartemen. Hanya saja, Sebastian menilai bahwa untuk menciptakan produk mebel baru butuh waktu yang panjang, sehingga emiten harus hati-hati dalam memilih bahannya,” pungkasnya kepada KONTAN, Kamis (10/1).
Secara keseluruhan, Sebastian meyakini bahwa manajemen WOOD masih ciamik dalam mengembangkan bisnis. Tinggal eksekusi dan juga mencari pembeli baru untuk produk furniturenya.
Kenji Fanata, analis Sinarmas Sekuritas juga melihat baik bisnis dan rencana WOOD tahun ini masih berpotensi oke. Ia mengatakan rencana perusahaan untuk menambah produk baru ke dalam portofolionya sangat tepat.
Sebagai informasi, WOOD tengah menambah investasi dengan menyelesaikan pembangunan pabrik furniture baru di Sidoarjo akhir kuartal I-2019. Pengerjaan pabrik tersebut sudah dilakukan tahun ini dengan dana Rp 150 miliar.
Ia melihat perusahaan berencana mendirikan pabrik untuk menghasilkan kerai kayu engan kapasitas produksi 30 kontainer per bulan. Atau sekitar 13.200 meter per tahun. WOOD juga menambah kapasitas produksi furniture kayu yang dikombinasikan dengan rotan, tirai kayu, wooden window blind hingga furniture kayu dengan kombinasi metal.
“Rencana dan produk baru yang didiversifikasi akan membawa dampak pada pendapatan tahun 2019,” ujarnya.
Dengan rencana pengembangan bisnis tersebut, Kenji merekomendasikan beli saham dengan target harga Rp 730 per saham. Sebastian merekomendasikan beli dengan harga Rp 780.
Editor: Noverius Laoli
Editor: Noverius Laoli
Bagikan Berita Ini
0 Response to "WOOD perluas pangsa pasar, begini rekomendasi analis - Kontan"
Post a Comment