Search

Ramai Aksi Ambil Untung, Reli Pasar Obligasi Terhenti - CNBC Indonesia

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  


Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.  

Indeks tersebut turun 0,86 poin (0,37%) menjadi 235,49 dari posisi kemarin 236,35. 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 495 bps, melebar dari posisi kemarin 487 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 2,91% dari posisi kemarin 2,95%. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 899,94 triliun SBN, atau 37,92% dari total beredar Rp 2.372 triliun berdasarkan data per 3 Desember.  

Angka kepemilikannya masih negatif Rp 650 miliar dibanding posisi akhir November Rp 900,59 triliun, tetapi porsinya masih naik dari 37,85% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,32% menjadi 6.133 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,74% menjadi Rp 14.390 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan dolar AS tidak seiring dengan turunnya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang melemah 0,07% menjadi 96,886. 

Dari pasar surat utang negara berkembang, mayoritas masih menguat yaitu di India, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Indonesia.  

Di negara berkembang, penguatan pasar surat utang terjadi di Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.

 
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara Yield 4 Dec 2018 (%) Yield 5 Dec 2018 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 10 10.09 9.00
China 3.345 3.345 0.00
Jerman 0.288 0.259 -2.90
Perancis 0.694 0.671 -2.30
Inggris 1.318 1.323 0.50
India 7.578 7.442 -13.60
Italia 3.167 3.074 -9.30
Jepang 0.072 0.072 0.00
Malaysia 4.093 4.084 -0.90
Filipina 7.044 7.01 -3.40
Rusia 8.61 8.7 9.00
Singapura 2.336 2.26 -7.60
Thailand 2.6 2.6 0.00
Turki 16.18 16.35 17.00
Amerika Serikat 2.955 2.915 -4.00
Afrika Selatan 8.875 8.975 10.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Dah https://www.cnbcindonesia.com/market/20181205190800-17-45140/ramai-aksi-ambil-untung-reli-pasar-obligasi-terhenti

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ramai Aksi Ambil Untung, Reli Pasar Obligasi Terhenti - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.