Kebutuhan dan ketersediaan daging bahkan surplus sebanyak 11.219 ton. Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH) I Ketut Diarmita, jumlah tersebut masih akan ditambah melalui impor sapi dan daging sebanyak 30.679 ton dengan komponen impor sapi sebanyak 18.217 ton atau setara 91.543 ekor sapi.
"Termasuk juga potensi surplus pada telur ayam. Bahkan jumlahnya bisa mencapai 795.071 ton pertahun atau 66.256 ton perbulan," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/12/2018). Ia juga memaparkan bahwa harga yang lain pun normal. Harga kelapa kupas bahkan hanya Rp 8.000 /kg, buah jeruk Rp 20.000 /kg, buah semangka Rp 4.600 /kg dan harga daging sapi yang berkisar di Rp 90.000 hingga Rp 100.000/kg. Bahkan tidak ada kenaikan lainnya, kecuali Kol.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Panggu Pay Bandung, Ulus mengatakan, sejauh ini persedian aneka sayur mencapai titik distribusi untuk persediaan warga di Jabodetabek, khususnya warga DKI Jakarta.
"Selama ini produksi sayuran kelompok tani kami sebagian besar dipasok ke Jakarta, seperti Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Senen dan Tokoh Tani Indonesia Center (TTIC) Kementan di Pasar Minggu. Kami berharap semua pasokan dapat memenuhi kebutuhan warga Jbodetabek, khususnya warga Jakarta," kata Ulus.
Menurutnya, jumlah stok Gapoktan Panggu Pay bahkan sudah dilihat secara langsung oleh Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Hubungan Masyarakat, M. Amir Pattu saat berkunjung ke Lembang, Bandung pada Selasa (27/11) lalu.
"Pak Amir sudah melihat langsung jumlah stok kami di Lembang. Jadi, sekali lagi, saya memastikan jumlah stok untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru di Jabodetabek dan Jakarta aman," ungkapnya.
Sekedar diketahui, sejumlah harga komoditas di Pasar Induk Kramat Jati masih normal. Harga kentang misalnya, saat ini pedagang menjual dengan harga Rp 7.700 /kg. Sedangkan untuk buah tomat berkisar Rp 5.500 /kg, cabai merah kriting Rp 13.000, cabai merah biasa Rp 20.000.
Adapun untuk harga cabai rawit merah berkisar Rp 14.000 dan cabai rawit hijau Rp 12.000, bawang merah Rp 20.000 dan bawah putih berkisar Rp 14.000 /kg.
Stabilnya bahan pokok membuat sejumlah warga mengapresiasi kinerja pemerintah. misalnya, pria berusia 37 tahun yang sehari-hari berjulaan Tongseng di seputaran Mako Kopassus Cijantung, Galeo Rubadi merasa puas dengan kebijakan pemerintah.
"Kalau bisa harganya tetap stabil meski beberapa hari lagi memasuki Natal dan Tahun Baru. Soalnya setiap hari saya pasti belanja bahan pokok. Ya, saya berharap jangan sampai naik lah," ungkap Rubadi saat ditemui di sentra bumbu dapur Blok A Pasar Induk Kramatjati.
Selain Rubadi, dampak stabilnya harga bahan pokok juga dirasakan oleh Aam Aminatun yang berusia 41 tahun. Menurut Aam, sejak setahun ini Pasar Induk Kramatjati jarang mengalami kenaikan. Adapun kenaikan terjadi hanya pada Bulan Suci Rhamadan.
"Tapi enggak melambung banget seperti tahun-tahun sebelumnya. Paling kisaran naiknya, hanya 1000. Yang naik itu paling harga daging, harga telur atau harga beras. Kalau komoditas sayur jarang naik," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia mengalami surplus beras sebanyak 2,85 juta ton. Berdasarkan perhitungan luas panen, diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 49,65 juta ton hingga September 2018. Hingga akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras.
Tonton juga 'Wiranto Minta Masyarakat Sadar dan Arif Jelang Natal dan Tahun Baru':
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Natal, Pasokan dan Harga Sayur di Pasar Jabodetabek Stabil - Detikcom"
Post a Comment